BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Kelahiran
2.1.1. Ir. Soekarno
Soekarno yang biasa dipanggil
Bung Karno, lahir di Surabaya, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan wafat pada tanggal
21 Juni 1970 di Jakarta. Saat ia lahir dinamakan Koesno Sosrodihardjo. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo
dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan
dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai
Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang
bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika.
Soekarno
dimasukan ke dalam penjara karena ingin memerdekakan Indonesia. Dia
dikategorikan sebagai tahanan yang berbahaya. Bahkan untuk mengisolasi Soekarno
agar tidak mendapat informasi dari luar, dia digabungkan dengan para tahanan
'elite'. Kelompok tahanan ini sebagian besar terdiri dari orang Belanda yang
terlibat korupsi, penyelewengan, atau penggelapan. Tentu saja, obrolan dengan
mereka tidak nyambung dengan Bung Karno muda yang sedang bersemangat membahas
perjuangan kemerdekaan. Paling banter yang dibicarakan adalah soal makanan,
cuaca, dan hal-hal yang tidak penting. Beberapa bulan pertama menjadi tahanan
di Sukamiskin, komunikasi Bung Karno dengan rekan-rekan seperjuangannya nyaris
putus sama sekali. Tapi sebenarnya, ada berbagai cara dan akal yang dilakukan
Soekarno untuk tetap mendapat informasi dari luar.
Hal
itu terjadi saat pihak penjara membolehkan Soekarno menerima kiriman makanan
dan telur dari luar. Telur yang merupakan barang dagangan Inggit itu selalu
diperiksa ketat oleh sipir sebelum diterima Bung Karno. Seperti yang dituturkan
Ibu Wardoyo yang dikutip dalam buku 'Bung Karno Masa Muda' terbitan Pustaka
Antarkota tahun 1978, telur menjadi alat komunikasi untuk mengabarkan keadaan
di luar penjara. Caranya, bila Inggit mengirim telur asin, artinya di luar ada
kabar buruk yang menimpa rekan-rekan Bung Karno. Namun dia hanya bisa
menduga-duga saja kabar buruk tersebut, karena Inggit tidak bisa menjelaskan
secara detail.
Seiring
berjalannya waktu, Soekarno dan Inggit kemudian menemukan cara yang lebih
canggih untuk mengelabui Belanda. Medianya masih sama, telur. Namun, telur
tersebut telah ditusuk-tusuk dengan
jarum halus dan pesan lebih detail mengenai kabar buruk itu dapat dipahami Bung
Karno. Satu tusukan di telur berarti semua kabar baik, dua tusukan artinya
seorang teman ditangkap, dan tiga tusukan berarti ada penyergapan besar-besaran
terhadap para aktivis pergerakan kemerdekaan. Selama menjalani masa hukuman
dari Desember 1929 hingga dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931, Soekarno
tidak pernah dijenguk oleh kedua orangtuanya yang berada Blitar. Menurut Ibu
Wardoyo, orang tua mereka Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai
tidak sanggup melihat anak yang mereka banggakan itu berada di tempat hina
yakni penjara dan dalam posisi yang tidak berdaya.
Saat
di Sukamiskin, menurut Ibu Wardoyo, kondisi Soekarno demikian kurus dan hitam.
Namun Bung Karno beralasan, dia sengaja membuat kulitnya menjadi hitam dengan
bekerja dan bergerak di bawah terik matahari untuk memanaskan tulang-tulangnya.
Sebab di dalam sel tidak ada sinar matahari, lembab, gelap, dan dingin. Delapan
bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia
Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih
maju itu. Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli
1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung
dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda
dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke
Bengkulu.
2.1.2. Kofi
Annan
Kofi
Annan adalah anak dari Victoria dan Henry Reginald Annan yang lahir pada 8
April 1938 di wilayah Kofandros Kumasi, Ghana. Nama "Kofi" berarti
"terlahir pada hari Jumat". Annan yang lahir sebagai anak kembar
dianggap sebuah peristiwa spesial oleh tradisi Ghana. Saudara kembarnya (Efua)
meninggal pada tahun 1991.
Keluarga
Annan merupakan bagian kelompok elit Ghana. Kedua kakeknya serta pamannya
adalah kepala suku. Ayahnya berdarah setengah Asante dan setengah Fante, sedang
ibunya seorang suku Fante. Ayah Annan bekerja cukup lama sebagai manajer ekspor
perusahaan cokelat Lever Brothers. Ia menikah dengan Nane Maria (Lagergren)
Annan dari Swedia, seorang pengacara dan artis yang merupakan kemenakan tiri
Raoul Wallenberg. Annan mempunyai dua orang anak, Kojo Annan dan Ama, dari
pernikahannya sebelumnya dengan Titi Alakija, seorang perempuan Nigeria. Ia
bercerai dengan Alakija pada akhir tahun 1970-an. Nane Annan juga mempunyai
seorang anak, Nina Cronstedt de Groot, dari pernikahannya sebelumnya.
2.1.3. B.J. Habibie
Bacharuddin Jusuf Habibie dilahirkan di Pare-Pare, Sulawesi
Selatan, pada tanggal 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak keempat dari delapan
bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo.
Habibie yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini
dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. Masa kecil
Habibie dilalui bersama saudara-saudaranya di Pare-Pare, Sulawesi Selatan.
Sifat tegas berpegang pada prinsip telah ditunjukkan Habibie sejak kanak-kanak.
2.1.4. Bung Tomo (Dr. Sutomo)
Sutomo atau Bung Tomo lahir di Surabaya, Jawa Timur, 3
Oktober 1920, Sutomo dilahirkan di Kampung Blauran, di pusat kota Surabaya.
Ayahnya bernama Kartawan Tjiptowidjojo, seorang kepala keluarga dari kelas
menengah. Ia pernah bekerja sebagai pegawai pemerintahan, sebagai staf pribadi
di sebuah perusahaan swasta, sebagai asisten di kantor pajak pemerintah, dan
pegawai kecil di perusahan ekspor-impor Belanda. Ia mengaku mempunyai pertalian
darah dengan beberapa pendamping dekat Pangeran Diponegoro yang
dikebumikan di Malang. Ibunya berdarah campuran Jawa Tengah, Sunda, dan Madura.
Ayahnya adalah seorang serba bisa. Ia pernah bekerja sebagai polisi di
kotapraja, dan pernah pula menjadi anggota Sarekat Islam, sebelum ia pindah ke
Surabaya dan menjadi distributor lokal untuk perusahaan mesin jahit Singer.
Sutomo dibesarkan di rumah yang sangat menghargai pendidikan. Ia berbicara
dengan terus terang dan penuh semangat. Ia suka bekerja keras untuk memperbaiki
keadaan.
2.1.5. Cut
Nyak Dien
Cut Nyak Dhien lahir di Lampadang, Kerajaan Aceh, 1848,
seorang Pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda
pada masa Perang Aceh, Cut Nyak Dhien dilahirkan dari keluarga bangsawan yang
taat beragama di Aceh Besar, wilayah VI Mukim pada tahun 1848. Ayahnya bernama Teuku Nanta Setia, seorang uleebalang VI Mukim, yang juga
merupakan keturunan Machmoed Sati, perantau dari Sumatera Barat. Machmoed Sati
mungkin datang ke Aceh pada abad ke 18 ketika kesultanan Aceh diperintah oleh
Sultan Jamalul Badrul Munir. Oleh sebab itu, Ayah dari Cut Nyak Dhien merupakan
keturunan Minangkabau. Ibu Cut Nyak Dhien adalah putri uleebalang Lampagar.
2.2. Pendidikan
2.2.1. Ir. Soekarno
Masa
kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar.
Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar
Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian
melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu,
Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920,
pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah
Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar
"Ir" pada 25 Mei 1926.
2.2.2. Kofi Annan
Dari
tahun 1954-1957, Annan bersekolah di sekolah elit Mfantsipim, sebuah sekolah
berasrama Methodis di Cape Coast yang didirikan pada tahun 1870-an. Annan
pernah mengatakan bahwa sekolahnya mengajarkan bahwa "penderitaan di
mana-mana memprihatinkan orang-orang di mana-mana." Pada 1957, ketika ia
lulus dari Mfantsipim, Ghana menjadi koloni Britania pertama di daerah Sub-Sahara
yang merdeka.
Pada
1958, Annan mulai belajar untuk mencapai gelar dalam ilmu ekonomi Sekolah
Tinggi Sains dan Teknologi Kumasi, yang kini berubah namanya menjadi
Universitas Sains dan Teknologi Kwame Nkrumah. Ia memperoleh bea siswa Ford
Foundation yang menolongnya menyelesaikan studinya di Macalester College di St.
Paul Minnesota, Amerika Serikat pada tahun 1961.
Ia
kemudian melanjutkan studi di Institut universitaire des ahutes etudes
internationales di Jenewa (Swiss) pada periode 1961-1962, dan kemudian
mengikuti program Sloan Fellows di MIT Sloan School of Management (1971-1972)
dan menerima gelar Master of Sciende. Annan fasih berbahasa Inggris, Perancis,
Kru, dialek-dialek lain dari bahasa-bahasa Akan, dan bahasa-bahasa Afrika
lainnya.
2.2.3. B.J. Habibie
Habibie yang punya
kegemaran menunggang kuda dan membaca ini dikenal sangat cerdas ketika masih
menduduki sekolah dasar, namun ia harus kehilangan bapaknya yang meninggal
dunia pada 3 September 1950 karena terkena serangan jantung saat ia sedang
shalat Isya.
Tak
lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya
dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting
tulang membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie, karena kemauan untuk
belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di
SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran
eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya.
Setelah
tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut Teknologi
Bandung), Ia tidak sampai selesai disana karena beliau mendapatkan beasiswa
dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman,
karena mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya Dirgantara dan penerbangan
bagi Indonesia maka ia memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi
Konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische
Hochschule (RWTH)Ketika sampai di Jerman, beliau sudah bertekad untuk
sunguh-sungguh dirantau dan harus sukses, dengan mengingat jerih payah ibunya
yang membiayai kuliah dan kehidupannya sehari-hari. Beberapa tahun kemudian,
pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia yang belajar di sana
diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang memiliki paspor hijau atau
swasta dari pada teman-temannya yang lain Musim liburan bukan liburan bagi
beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang
untuk membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali
belajar. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka; lebih banyak
menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang
tanpa mengikuti ujian.
Beliau mendapat gelar
Diploma Ing, dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 dengan predikat
Cumlaude (Sempurna) dengan nilai rata-rata 9,5, Dengan gelar insinyur, beliau
mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api
Jerman. Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume
besar untuk mengangkut barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot
membutuhkan 1000 wagon. Mendapat persoalan seperti itu, Habibie mencoba
mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap pesawat terbang yang ia
terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.
Setelah itu beliau
kemudian melanjutkan studinya untuk gelar Doktor di Technische Hochschule Die
Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean kemudian Habibie menikah pada tahun 1962
dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian diboyong ke Jerman, hidupnya makin
keras, di pagi-pagi sekali Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke
tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat kebutuhan hidupnya kemudian pulang
pada malam hari dan belajar untuk kuliahnya, Istrinya Nyonya Hasri Ainun
Habibie harus mengantri di tempat pencucian umum untuk mencuci baju untuk
menhemat kebutuhan hidup keluarga. Pada tahun 1965 Habibie mendapatkan gelar
Dr. Ingenieur dengan penilaian summa cumlaude (Sangat sempurna) dengan nilai
rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen
Aachean.
Rumus yang di temukan
oleh Habibie dinamai "Faktor Habibie" karena bisa menghitung
keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang
sehingga ia di juluki sebagai "Mr. Crack". Pada tahun 1967, menjadi
Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung. dari tempat
yang sama tahun 1965. Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkan Habibie
diakui lembaga internasional di antaranya, Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt
(Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society
London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia),
The Academie Nationale de l'Air et de l'Espace (Prancis) dan The US Academy of
Engineering (Amerika Serikat). Sementara itu penghargaan bergensi yang pernah
diraih Habibie di antaranya, Edward Warner Award dan Award von Karman yang
hampir setara dengan Hadiah Nobel. Di dalam negeri, Habibie mendapat
penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganesha Praja
Manggala Bhakti Kencana.
2.2.4. Bung
Tomo (Dr. Sutomo)
Pada
usia 12 tahun, ketika ia terpaksa meninggalkan pendidikannya di MULO, Sutomo
melakukan berbagai pekerjaan kecil-kecilan untuk mengatasi dampak depresi yang
melanda dunia saat itu. Belakangan ia menyelesaikan pendidikan HBS-nya lewat
korespondensi, namun tidak pernah resmi lulus. Sutomo kemudian bergabung dengan
KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Belakangan Sutomo menegaskan bahwa filsafat
kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis yang diperolehnya dari kelompok
ini dan dari kakeknya, merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan
formalnya. Pada usia 17 tahun, ia menjadi terkenal ketika berhasil menjadi orang
kedua di Hindia Belanda yang mencapai peringkat Pandu Garuda. Sebelum
pendudukan Jepang pada 1942, peringkat ini hanya dicapai oleh tiga orang
Indonesia.
2.2.5. Cut
Nyak Dien
Pada
masa kecilnya, Cut Nyak Dhien adalah anak yang cantik. Ia memperoleh pendidikan
pada bidang agama (yang dididik oleh orang tua ataupun guru agama) dan rumah
tangga (memasak, melayani suami, dan yang menyangkut kehidupan sehari-hari yang
dididik baik oleh orang tuanya). Banyak laki-laki yang suka pada Cut Nyak Dhien
dan berusaha melamarnya. Pada usia 12 tahun, ia sudah dinikahkan oleh orang
tuanya pada tahun 1862 dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga, putra
dari uleebalang Lamnga XIII. Mereka memiliki satu anak laki-laki.
2.3. Ideologi
2.3.1. Ir. Soekarno
Beliau
merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia)
pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda,
memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Saat
dipenjara, Soekarno mengandalkan hidupnya dari sang istri. Seluruh kebutuhan
hidup dipasok oleh Inggit yang dibantu oleh kakak kandung Soekarno, Sukarmini
atau yang lebih dikenal sebagai Ibu Wardoyo. Saat dipindahkan ke penjara
Sukamiskin, pengawasan terhadap Soekarno semakin keras dan ketat.
Kata Kata Bijak Soekarno :
1. Kita
bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak
akan minta-minta apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat
ini syarat itu ! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, dari pada makan bestik
tetapi budak. [Pidato HUT Proklamasi, 1963]
2. Bangsa
yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya. (Pidato Hari
Pahlawan 10 Nop.1961)
3. Perjuanganku
lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena
melawan bangsamu sendiri.
4. Jadikan
deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada
batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas
segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.
5. Apabila
di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu
kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia
dengan kemajuan selangkah pun.
6. Bangsa
yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat
berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.
7. ……….Bangunlah
suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……
8. Janganlah
mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segi tiga warna. Selama masih ada
ratap tangis di gubuk-gubuk pekerjaan kita selesai ! Berjuanglah terus dengan
mengucurkan sebanyak-banyak keringat.
9. Berikan
aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1
pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia
10. Tidak
seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari
Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya
11. Janganlah
melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali
untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.
2.3.2. Kofi
Annan
Penderitaan di
mana-mana memprihatinkan orang-orang di mana-mana. Dalam bukunya Shake Hands
with the Devil: The Failure of Humanity in Rwanda (Berjabat Tangan dengan
Iblis: Kegagalan Umat Manusia di Rwanda), bekas Jenderal Roméo Dallaire yang
menjabat sebagai komandan pasukan UNAMIR mengklaim bahwa Annan terlalu pasif
dalam menanggapi genosida suku Tutsi pada 1994 di Rwanda. Jen. Dallaire dengan
terang-terangan mengatakan bahwa Wakil Sekretaris Jenderal untuk Operasi
Penjaga Perdamaian mencegah pasukan-pasukan PBB ikut campur dalam memecahkan
konflik dan dalam memberikan lebih banyak dukungan logistik dan materi.
Misalnya, ia mengklaim bahwa Annan gagal memberikan tanggapan terhadap faks
Dallaire yang dikirim berulang-ulang memintanya agar diberikan akses ke gudang
senjata, yang mestinya dapat menolong membela suku Tutsi. Namun Dallaire
mengakui bahwa Annan adalah orang yang dirasakannya sangat "tinggi
komitmennya" terhadap prinsip-prinsip pembentukan PBB.
2.3.3. B.J. Habibie
Langkah-langkah
Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit
pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi
Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu
menjadi berita. Kegigihannya dalam belajar adalah ideologi yang sangat hebat. “Saya bilang ke Presiden, kasih saya uang 500
juta Dollar dan N250 akan menjadi pesawat yang terhebat yang mengalahkan ATR,
Bombardier, Dornier, Embraer dll dan kita tak perlu tergantung dengan negara
manapun.”
2.3.4. Bung
Tomo (Dr. Sutomo)
Sutomo
menegaskan bahwa filsafat kepanduan, ditambah dengan kesadaran nasionalis
merupakan pengganti yang baik untuk pendidikan formal.
2.3.5. Cut
Nyak Dien
Sebagai perempuan Aceh, kita tidak
boleh menumpahkan air mata pada orang yang sudah syahid.
2.4. Masa Keemasan
2.4.1. Ir. Soekarno
Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang
BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar
negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18
Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik
Indonesia yang pertama. Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila
yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun
bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika
di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.
2.4.2. Kofi Annan
Pada 13
Desember 1996, Annan terpilih oleh Dewan Keamanan PBB sebagai Sekretaris
Jenderal, dan dikukuhkan empat hari kemudian lewat pemungutan suara di Majelis
Umum. Annan segera mengambil sumpah jabatan, dan memulai masa jabatannya yang
pertama sebagai Sekretaris Jenderal pada 1 Januari 1997. Annan menggantikan
Sekretaris Jenderal Boutros Boutros-Ghali dari Mesir, yang berakhir masa
jabatannya. Ia menjadi orang pertama dari sebuah negara Afrika Hitam yang
menjabat sebagai Sekretaris Jenderal. Masa jabatan Annan sebagai Sekjen
diperbarui pada 1 Januari 2002, dalam sebuah penyimpangan yang tidak lazim dari
kebijakan yang tak resmi. Jabatan ini biasanya berotasi di antara benua,
masing-masing dengan dua masa jabatan. Karena pendahulu Annan adalah
Boutros-Ghali yang juga berasal dari Afrika, Annan biasanya hanya akan menjabat
satu masa jabatan. Perpanjangan masa jabatannya menunjukkan popularitas Annan. Sejak
Juni 2007, ia memimpin Aliansi untuk Revolusi Hijau di Afrika, sebuah
organisasi yang bertujuan meningkatkan hasil produksi pertanian dan perkebunan
di Afrika sekaligus melawan kelaparan, kekurangan persediaan air bersih, dan
erosi tanah. Organisasi itu dibentuk tahun 2006 oleh Yayasan Bill dan Melinda
Gates serta Yayasan Rockefeller dengan dana bantuan 150 juta USD.
2.4.3. B.J. Habibie
Di
Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT,
memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil
Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI
menggantikan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia ke 3. Soeharto
menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945.
Reformasi pada tahun 1998 merupakan salah satu kesuksesan dari seorang B.J.
Habibie. Dengan adanya reformasi, massa diperbolehkan mengemukakan semua
pendapatnya tanpa takut akan mendapat hukuman dari pemerintah seperti dalam
pemerintahan Soeharto yang membatasi suara publik yang tidak boleh menjamah
pemerintahan.
Dalam hal ini, pemerintah memberikan kebebasan bagi pers di dalam
pemberitaannya, sehingga semasa pemerintahan Habibie ini, banyak sekali
bermunculan media massa. Demikian pula kebebasan pers ini dilengkapi pula oleh
kebebasan berasosiasi organisasi pers sehingga organisasi alternatif seperti
AJI (Asosiasi Jurnalis Independen) dapat melakukan kegiatannya. Sejauh ini tidak ada pembredelan-pembredelan terhadap media tidak seperti
pada masa Orde Baru. Pers Indonesia dalam era pasca-Soeharto memang memperoleh
kebebasan yang amat lebar, pemberitaan yang menyangkut sisi positif dan negatif
kebijakan pemerintah sudah tidak lagi hal yang dianggap tabu, yang seringkali
sulit ditemukan batasannya. Bahkan seorang pengamat Indonesia dari Ohio State
University, William Liddle mengaku sempat shock menyaksikan
isi berita televisi baik swasta maupun pemerintah dan membaca isi koran di
Jakarta, yang kesemuanya seolah-olah menampilkan kebebasan dalam penyampaian
berita, dimana hal seperti ini tidak pernah dijumpai sebelumnya pada saat
kekuasaan Orde Baru.
2.4.4. Bung
Tomo (Dr. Sutomo)
Ia terpilih pada 1944 untuk
menjadi anggota Gerakan Rakyat Baru yang disponsori Jepang, hampir tak seorang
pun yang mengenal dia. Namun semua ini mempersiapkan Sutomo untuk peranannya
yang sangat penting, ketika pada Oktober dan November 1945, ia menjadi salah
satu Pemimpin yang menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat Surabaya,
yang pada waktu itu Surabaya diserang habis-habisan oleh tentara-tentara NICA.
Sutomo terutama sekali dikenang karena seruan-seruan pembukaannya di dalam
siaran-siaran radionya yang penuh dengan emosi. Meskipun Indonesia kalah dalam
Pertempuran 10 November itu, kejadian ini tetap dicatat sebagai salah satu
peristiwa terpenting dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia.
2.4.5. Cut
Nyak Dien
Cut Nyak Dien bersama
suaminya Teuku Umar berhasil mengelabui Belanda dengan penyamaran dari Teuku
Umar yang bergabung ke dalam pasukan Belanda. Cut Nyak Dien dan Teuku Umar
pergi dengan pasukan dan perlengkpan berat, senjata, dan amunisi Belanda.
Penghianatan Teuku Umar membuat Belanda Marah dan melancarkan serangan besar-besaran
untuk menangkap keduanya. Namun, geriliyawan kini dilengkapi perlengkapan dari
Belanda. Mereka mulai menyerang Belanda dan Jendral Belanda dengan mudah
terbunuh sehingga membuat pasukan Belanda berada dalam kekacauan.
2.5. Masa Keruntuhan
2.5.1. Ir. Soekarno
Pemberontakan
G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas
pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Saat-saat diasingkan di Istana Bogor
selepas G-30S/PKI, Soekarno membunuh waktunya dengan mengiventarisir
musik-musik keroncong yang dulu populer tahun 1930an dan kemudian menghilang.
Atas kerja kerasnya dan beberapa seniman keroncong, Soekarno berhasil
menyelamatkan beberapa karya keroncong. Setlah itu Kesehatannya terus memburuk
yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia
disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur di
dekat makam Ibundanya.
2.5.2. Kofi Annan
1
Januari 2007 merupakan hari terakhir beliau menjabat sebagai Sekretaris Jendral
(Sekjen) PBB. Beliau digantikan oleh Ban Ki-moon sebagai Sekjen PBB.
2.5.3. B.J. Habibie
Habibie dipaksa
lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pada tanggal 1-21 Oktober 1999, MPR mengadakan Sidang Umum. Dalam suasana
Sidang Umum MPR yang digelar dibawah pimpinan Ketua MPR Amien Rais, tanggal 14
Oktober 1999 Presiden Habibie menyampaikan pidato pertanggungjawabannya di
depan sidang dan terjadi penolakan terhadap pertanggungjawaban presiden sebagai
Mandataris MPR lewat Fraksi PDI-Perjuangan, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa,
Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia dan Fraksi Demokrasi Kasih Bangsa. Pada
umumnya, masalah-masalah yang dipersoalkan oleh Fraksi-fraksi tersebut adalah
masalah Timor-Timur, KKN termasukan pengusutan kekayaan Soeharto, dan masalah
HAM. Sementara itu, di luar Gedung DPR/MPR yang sedang bersidang, mahasiswa dan
rakyat yang anti Habibie bentrok dengan aparat keamanan. Mereka menolak
pertanggungjawaban Habibie, karena Habibie dianggap sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Rezim Orba.
Kemudian pada tanggal 20 Oktober 1999, Ketua MPR Amien Rais menutup Rapat
Paripurna sambil mengatakan, ”dengan demikian pertanggungjawaban Presiden B.J.
Habibie ditolak”. Pada hari yang sama Presiden habibie mengatakan bahwa dirinya
mengundurkan diri dari pencalonan presiden. Beliau
pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.
2.5.4. Bung
Tomo (Dr. Sutomo)
Pada
awal 1970-an, ia berbeda pendapat dengan pemerintahan Orang Baru. Ia berbicara
dengan keras terhadap program-program Soeharto sehingga pada 11 April 1978 ia
ditahan oleh pemerintah Indonesia yang tampaknya khawatir akan kritik-kritiknya
yang keras. Setahun Kemudian Ia Dibebaskan oleh Soeharto. Meskipun semangatnya
tidak hancur di dalam penjara, Sutomo tampaknya tidak lagi berminat untuk
bersikap vokal.
Ia
masih tetap berminat terhadap masalah-masalah politik, namun ia tidak pernah
mengangkat-angkat peranannya di dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia
sangat dekat dengan keluarga dan anak-anaknya, dan ia berusaha keras agar
kelima anaknya berhasil dalam pendidikannya. Sutomo sangat bersungguh-sungguh
dalam kehidupan imannya, namun tidak menganggap dirinya sebagai seorang Muslim
saleh, ataupun calon pembaharu dalam agama. Pada 7 Oktober 1981 ia meninggal
dunia di Padang Arafah, ketika sedang menunaikan ibadah haji. Berbeda dengan
tradisi untuk memakamkan para jemaah haji yang meninggal dalam ziarah ke tanah
suci, jenazah Bung Tomo dibawa kembali ke tanah air dan dimakamkan bukan di
sebuah Taman Makam Pahlawan, melainkan di Tempat Pemakaman Umum Ngagel di
Surabaya.
2.5.5. Cut Nyak Dien
Cut
Nyak Dien memimpin perlawanan terhadap Belanda di daerah pedalaman Meulaboh
bersama pasukan kecilnya setelah kematian suaminya Teuku Umar. Pasukan ini
terus bertempur sampai kehancurannya pada tahun 1901 karena tentara Belanda
sudah terbiasa berperang di medan daerah Aceh. Selain itu, Cut Nyak Dien sudah
semakin tua dan juga jumlah pasukannya terus berkurang. Anak buah Cut Nyak Dien
yang bernama Pang Laot melaporkan lokasi markasnya kepada Belanda. Belanda
menyerang markasnya di Beutong Le Sageu. Mereka bertempur mati-matian. Cut Nyak
Dien ditangkap dan di bawa ke Banda Aceh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar