BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Evolusi adalah
merupakan kata yang berasal dari bahasa latin yang artinya membuka gulungan
atau membuka lapisan. Kemudian bahasa itu diserap menjadi bahasa inggris “evolution” yang berarti perkembangan
secara bertahap. Pada teori evolusi berpendapat bahwa terjadi perubahan pada
makluk hidup menyimpang dari struktur awal dalam jumlah yang banyak beraneka
ragam dan kemudian menyebabkan terjadinya dua kemungkinan. Pertama adalah makhluk
hidup yang berubah akan mampu bertahan dan tidak punah atau disebut juga dengan
istilah evolusi progresif. Sedangkan kemungkinan atau opsi yang kedua adalah
mahluk hidup yang berubah atau berevolusi tadi gagal bertahan hidup dan
akhirnya punah atau disebut dengan evolusi regresif.
1.
Pengertian Evolusi Berdasarkan Ilmu Sejarah
Evolusi adalah
perkembangan ekonomi, sosial dan politik tanpa adanya paksaan dari waktu ke
waktu secara sedikit demi sedikit dan dalam jangka waktu yang lama.
2.
Pengertian Evolusi Menurut Ilmu Pengetahuan Alam
Evolusi adalah
perkembangan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke betuk yang lebih
kompleks menuju kesempurnaan secara bertahap dan memakan waktu yang sangat
lama. Contoh dari binatang atau hewan kera menjadi manusia, ikan menjadi
reptil, dan lain sebagainya.
Jadi,
berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evolusi adalah suatu proses perubahan makhluk hidup secara bertahap dan membutuhkan waktu
yang lama dari bentuk yang sederhana, menjadi bentuk yang lebih kompleks.
Diperlukan waktu jutaan tahun agar perubahan tersebut nampak lebih jelas.
B. Jenis-jenis Evolusi
1.
Evolusi Progresif : Evolusi yang
menuju pada kemungkinan dapat bertahan hidup.
2.
Evolusi Regresif (retrogresif) :
Evolusi yang menuju pada kemungkinan menjadi punah.
C. Teori-teori Evolusi
Teori evolusi itu
sendiri adalah perpaduan antara ide (gagasan) dan fakta. Banyak ilmuwan yang
telah mengemukakan pendapatnya tentang terjadinya suatu evolusi pada suatu
mahluk hidup. Berikut teori dari para ilmuwan mengenai Evolusi makhluk hidup:
1.
Jean Baptise
Lamarck
Idenya mengenai evolusi, di tuangkan
di dalam buku yang berjudul "Philosophic
zoologique". Dalam buku tersebut, Lamarck mengungkapkan :
a. Alam
sekitar/ lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri atau sifat yang
diwariskan
b. Ciri-ciri/
sifat tersebut akan diwariskan kepada keturunannya
c. organ yang
sering digunakan akan berkembang, sedangkan apabila tidak digunakan akan
mengalami kemunduran bahkan hilang.
Contoh :
Lamarck berpendapat bahwa dahulu, jerapah memiliki leher yang pendek. Bagi
keturunan jerapah yang dapat beradaptasi baik dengan lingkungan (dapat
mengambil makanan di pohon yang tinggi), leher jerapah akan berkembang
menjadi lebih panjang. Jerapah yang telah beradaptasi menjadi leher panjang
tersebut, akan mewariskan sifat-sifat kepada keturunannya. Namun sebaliknya,
bagi keturunan jerapah yang tidak dapat beradaptasi baik dengan lingkungan,
maka ia akan mengalami kemunduran.
2.
Charles
Darwin
Charles Darwin juga menerbitkan buku
mengenai asal mula spesies pada tahun 1859, dengan judul “on the ofiginof species by means of natural selection” atau “the preservation of favored races in the
struggle for life”. Mengenai Evolusi, Darwin berpendapat bahwa :
a.
Yang menjadi dasar evolusi organik bukan dari adaptasi
lingkungan, melainkan karena seleksi
alam dan seksual
b.
Seleksi alam berupa "pertarungan" dalam
kehidupan, yang kuat akan terus hidup
c.
Setiap populasi berkecenderungan untuk tumbuh banyak
karena proses bereproduksi
d.
Untuk berkembang biak, diperlukan adanya makanan dan
ruang yang cukup
e.
Bertambahnya suatu populasi tidak berjalan
terus-menerus.
3.
Alfred
Wallace
Memiliki
pendapat yang sama dengan Charles Darwin, bahwa spesies yang ada sekarang,
berasal dari spesies masa silam yang mampu bertahan hidup. Mahluk hidup
bertahan hidup dengan cara beradaptasi dengan lingkungan mereka. Mahluk hidup
yang tidak beradaptasi dengan lingkungan akan mati dan mengalami kepunahan.
4.
Count De
Buffen
Menyatakan
bahwa variasi-variasi kecil yang terjadi karena pengaruh alam sekitar yang
diwariskan. Dengan demikian, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan akan
menyebabkan terjadinya variasi yang mengarah pada terbentuknya spesies
baru.
5.
Sir Charles
Lyeel
Menyatakan
bahwa batuan, pulau-pulau, dan benua mengalami perubahan. Segala bentuk
mengalami perubahan baik secara posisi atau pun posturnya. Perubahan ini tidak
berlangsung secara cepat, melainkan membutuhkan waktu yang sangat lama.
Dibutuhkan waktu jutaan bahkan miliyaran tahun untuk menjadi sebuah pulau atau
pun benua yang ada seperti sekarang ini. Sampai saat ini pun, batuan, pulau dan
benua masih mengalami perubahan dan ini akan berlangsung terus-menerus.
6.
Thomas
Robert Malthus
Menyatakan bahwa
pertambahan jumlah penduduk naik seperti deret ukur, sedangkan bahan makanan
yang tersedia, naik seperti nilai hitung. Hal ini dimaksudkan bahwa jumlah
penduduk yang ada di dunia lebih banyak jika dibandingkan dengan bahan makanan
yang tersedia. Populasi manusia terus bertambah sedangkan bahan makanan justru
mengalami penurunan.
7.
Anaximender
Bumi pada awalnya
merupakan lautan, lalu berkembang menjadi daratan. Para makhluk hidup aquatik
pun termodifikasi sehingga dapat hidup di darat. Pada manusia, terdapat masa "part
fish" dan "part human" yang disebut
merman dan mermaid. penampilan seperti ikan ini ada pada masa dalam kandungan
bayi selama proses perkembangan. Kemudian, penampilan tersebut akan hilang pada
manusia dewasa. Dapat dikatakan bahwa mahluk hidup pada waktu ini adalah
sejenis duyung yang memiliki tubuh ikan pada bagian bawahnya, yaitu dari bagian
perut sampai dengan kaki. Tetapi, ketika mahluk tersebut telah menginjak
dewasa, bentuk tubuhnya akan mengalami perubahan lagi menjadi mahluk berkaki
dua seperti layaknya manusia pada saat ini.
8.
Aristoteles
Benda-benda hidup
berkembang makin sempurna karena pengaruh kekuatan tertentu, yakni entelecy,
dan makhluk hidup di daratan berasal dari makhluk hidup di lautan.
Mahluk-mahluk yang pertama merupakan mahluk hidup yang berasal dari lautan.
Menurut analisis yang terjadi, mahluk hidup yang pertama adalah hewan-hewan
yang ada di lautan. Aristoteles tidak mengatakan bahwa manusia berasal dari
lautan, tetapi mahluk pertama yang ada di dunia berasal dari lautan.
9.
Epicurus
Epicurus
sependapat dengan Aristoteles bahwa organisme berubah dan berkembang makin
kompleks dan makin maju. Namun bukan karena faktor entelecy yang
mempengaruhinya, melainkan karena faktor "natural law". Menurutnya, hukum alam yang bekerja dalam
proses evolusi yang terjadi pada mahluk hidup, bukan karena adanya sebuah
kekuatan yang merubahnya.
10. August Weismanm
Ilmuan ini
melengkapi teori evolusi Darwin dengan teori genetika modern. Menurutnya,
evolusi adalah masalah genetika, yakni soal keturunan bagaimana mewariskan
gen-gen melalui sel kelamin. Evolusi terjadi karena gen-gen yang diturunkan
akan terus mengalami perubahan. Tergantung dari gen yang lebih dominan, karena
setiap persilangan genetika akan dapat menghasilkan suatu spesies yang baru.
D. Hubungan Evolusi dengan Konsep Kehidupan
dalam Samsara
Tidak ada entitas (entity) yang keadaannya sedemikian rupa,
yang dikatakan sebagai roh (soul),
(yang di dalam agama Buddha, diistilahkan dengan (“anatta“) pada
manusia dan hewan-hewan. Menurut ajaran Agama Buddha, semua benda, baik makhluk
hidup atau benda-benda mati, itu merupakan subjek yang terkena perubahan. Tidak
ada yang bersifat permanen, semua benda itu muncul dan lalu lenyap. Oleh karena
itu, tidak ada entitas yang berkeadaan permanen di dalam bentuk suatu roh atau self, yang terdapat di dalam diri
manusia atau di dalam sesuatu yang lain.
Semua kehidupan di
bumi ini berkeadaan saling bergantungan antara yang satu terhadap yang lainnya,
dan tidak berfungsi di dalam isolasi atau keterasingan. Oleh karena itu,
manusia dan hewan-hewan tidak dapat mencukupi dirinya sendiri, dan semua fenomena
biologis itu bersifat tidak permanen dan mengalami perubahan-perubahan secara
berlanjut terus, dan berada di dalam suatu keadaan yang selalu mengalami
keadaan yang mengalir (yang di dalam Agama Buddha, diistilahkan dengan “anicca“),
dan masing-masing dikondisikan oleh faktor-faktor lingkungan sekitar.
Dimana-mana, kita temukan konflik-konflik, dan konflik-konflik itu menunjukkan
adanya sifat tidak memuaskan di dalam kehidupan, atau di dalam Agama Buddha
disebut sebagai sebuah “dukkha” (penderitaan,
keadaan sakit, dan kepedihan karena sakit badaniah, atau sakit kejiwaan).
Kejanggalan dari
apa yang dinyatakan oleh religi yang bersifat teistik, yaitu bahwa manusia
dikatakan mempunyai roh yang diterangkan sebagai setitik kecil api dari Maha
Api Ketuhanan, dan merupakan suatu entitas yang tidak mengalami perubahan,
didemonstrasikan dengan jelas dengan adanya organ tubuh, terutama jantung, yang
dicangkokkan dari manusia satu ke manusia lainnya. Dr. Christian Barnard, seorang ahli bedah dari Afrika Selatan, yang
telah melakukan pencangkokkan jantung manusia, yang pertama kali, meramalkan
bahwa di masa-masa yang akan datang, jantung-jantung hewan dan organ-organ
lainnya akan digunakan secara luas, sebagai pengganti organ tubuh yang sama
pada badan manusia.
Jadi, dari
penjelasan yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik sebuah titik temu
bahwa evolusi dan agama Buddha memiliki
hubungan yang erat. Di dalam agama Buddha, evolusi berkaitan dengan hukum Tilakkhana, yaitu Anicca, Dukkha, dan Anatta.
Dikatakan seperti itu, karena evolusi merupakan suatu perubahan yang terjadi
pada suatu mahluk. Setiap perubahan pasti akan menimbulkan suatu penderitaan
bagi suatu mahluk. Mereka harus berjuang untuk dapat hidup dalam perubahan yang
terjadi atau mereka akan menghilang dari alam semesta ini. Karena adanya
perubahan dan penderitaan yang terjadi pada mahluk, maka dalam tubuh mahluk
tidak terdapat yang namanya sebuah diri yang selalu tetap. Inilah mengapa dalam
agama Buddha, evolusi berhubngan erat dengan hukum Tilakkhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar