Jumat, 13 Desember 2013

31 alam kehidupan

BAB II
PEMBAHASAN
SKEMA BHUMI 31

Neva 84.000 MK


Akin 60.000 MK


Vinna 40.000 MK

Akasa  20.000 MK


Aka 16.000 MK


Sudassi 8.000 MK


Sudassa 4.000 MK


Atappa 2.000 MK


Aviha 1.000 MK

Vehap 500 MK
Asanna 500 MK

P.subha 16 MK
Appamanasubha 32 MK
Subhakinha 64 MK
Parittabha 2 MK
Appamanabha 4 MK
Abhas 8 MK
Parisaj 1/3 MK
Puro 1/2  MK
Mahabrahma 1 MK


Para 9.216 juta


Nimma 2.304 juta


Tusita 576.000.000 tahun


Yama 144.000.000 tahun


Tavatimsa 36.000.000 tahun

Catummaharajika 9.000.000 tahun

Manusia

Niraya
Peta
Asurakaya
Tiracchana


A.    ARUPA-BHUMI 4 (Alam Brahma Tak Berbentuk)
Arupa Bhumi adalah  4(empat) alam  kehidupan tempat tinggal  para arupa brahma (makhluk  yang mempunyai  arupa-jhana). Alam yang sama sekali tanpa jasmani. Baik di alam Rupa Bhumi maupun Arupa Bhumitidak terdapat perbedaan jenis kelamin. Arupa Brahma berarti brahma yang tidak bermateri, yaitu brahma yang hanya mempunyai namakhandha (kelompok batin) yang terdiri dari vedanakkhandha, sannakkhandha, sankharakkhandha dan vinnanakkhandha. Arupadhatu bukanlah nibbana, bukan yang kekal atau  mutlak. Arupa-Bhumi merupakan suatu alam tempat kelahiran  para makhluk tanpa bentuk atau rupa. Maklhuk dapat terlahir di alam ini karena mereka mengebangkan perenungan terhadap unsur jasmaniah yang menjijikkan dan tempat banyak sarang penyakit, sehingga mereka tidak memiliki kemelekatan terhadap badan jasmani.

            Arupa-Bhumi dibagi menjadi 4(empat) alam, berdasarkan  tingkat Arupa Jhana, yang terdiri dari :
1.      Akasanancayatana-Bhumi
Merupakan alam  ruang yang tak terbatas. Para makhluk yang terlahir di alam ini berdiam dalam  keadaan dari konsepsi kesadaran ruangan tanpa batas, tidak ada yang bisa dibayangkan seperti apa luas, sangat luas, serta tanpa batas. Makhluk yang terlahir disini adalah para makhluk  yang berhasil mencapai  samadhi tingkat pathama-arupajhana yaitu kesadaran atau  pikiran dari keadaan konsepsi ruangan tanpa batas yang timbul bersama dengan keseimbangan batin (Upekkha), pemusatan pikiran yang kuat (Ekaggata). Usia para makhluk yang terlahir di alam Akasanancayatana-Bhumi  ini mencapai 20.000 Maha Kappa.
2.      Vinnanancayatana-Bhumi
Merupakan alam kesadaran tanpa batas. Para makhluk yang terlahir di alam ini berdiam dalam kesadaran atau pikiran tanpa batas, menembus segala bentuk batasn ruang serta waktu. Makhluk yang dapat terlahir di alam keadaan dari konsepsi kesadaran tanpa batas ini yaitu para makhluk suci yang telah telah berhasil mencapai samadhi tingkat dutiya-arupajhana yang berobjek pada kesadaran tanpa batas/ nirbatas yang timbul bersama dengan keseimbangan batin (Upekkha) dan pemusatan pikiran yang kuat (Ekaggata). Usia para makhluk yang terlahir di alam Vinnanancayatana-Bhumi  ini mencapai 40.000 Maha Kappa.
3.      Akincannayatana-Bhumi
Merupakan alam kekosongan. Para makhluk yang terlahir  di alam ini akan berdiam dalam  kekosongan akan semua hal. Alam ini jauh lebih halus daripada dua alam Arupadhatu dibawahnya. Para makhluk yang terlahir di alam ini adalah  para makhluk suci yang telah terhasil mencapai samadhi tingkat tatiya-arupajhanna yang berobjek pada kekosongan atau kehampaan yang timbul bersama dengan kesimbangan batin (Upekkha) dan pemusatan pikiran yang kuat (Ekaggata). Usia para makhluk yang terlahir di alam Akincannayatana-Bhumi  ini mencapai 60.000 Maha Kappa.
4.      Nevasannanasannayatana-Bhumi
Merupakan alam bukan pencerapan pun bukan tidak pencerapan. Para makhluk yang terlahir di alam ini berdiam dalam batin yang  padam, tidak ada pikiran batin tidak bergerak sama sekali. Makhluk yang terlahir di alam ini adalah para makhluk suci yang telah berhasil mencapai samadhi tingkat catuttha-arupajhanna yang berobjek pada bukan pencerapan pun bukan tidak pencerapan yang timbul bersama dengan keseimbangan batin (Upekkha) dan pemusatan pikiran yang kuat (Ekaggata).  Usia makhluk yang terlahir di alam Nevasannanasannayatana-Bhumi ini mencapai 84.000 Maha Kappa.

B.     Patisandhi
1.      Proses Tumimbal Lahir
Tumimbal lahir merupakan suatu proses lanjutan dari kematian  makhluk hidup yang belum mencapai nibbana. Terdapat 5 (lima) tahapan  proses tumimbal lahir dalam  batin  setiap makhluk, yang terdiri dari :
a)      Patisandhi Vinnana
Adalah kesadaran kelahiran kembali, yaitu suatu proses yang menunjukkan sebab akibat yang saling berhubungan dalam poses kematian dan bakal makhluk yang akan terlahi kembali.
b)      Bhavanga Citta
Setelah patisandhi vinnana lenyap maka bhavanga citta akan  muncul dan bergetar selama 16 saat.
c)      Manodvaravajjana
Telah disebutkan diatas bahwa bhavanga citta hanya berlangsung selama 16 saat dan lenyap, kemudian muncul manodvaravajjana. Bhavanga citta memberikan jalan untuk proses berpikir berlangsung berdasarkan pada keinginan yang muncul dalam batin dari embrio karena kehidupan barunya.
d)     Javana
Setelah manodvaravajjana lenyap, javana atau impuls kesadaran muncul. Javana melangsungkan kesadaran yang terjadi pada manodvaravajjana yaitu keinginan pada kehidupan baru. Javana mengembangkan keinginan   makhluk baru ( bhavana nikanti javana),  javana bergetar  selama 7 saat lenyap.
e)      Bhavanga Citta
Ketika javana lenyap, bhavanga citta muncul dan bergetar. Bhavanga citta bergetar terus hingga ada sesuatu yang menghentikannya. Pada waktu bayi lahir, ia mulai berhubungan             dengan dunia luar maka proses berpikir normal mulai berfungsi.

2.      4 (Empat) Cara Tumimbal-Lahirnya Makhluk-Makhluk
a)      Jalabuja Patisandhi (Vivipar)
Merupakan makhluk yang lahir dari kandungan. Mereka semua dilahirkan melalui rahim-rahim ibu meraka, seperti manusia, kuda, kerbau, dan lain-lain.
b)      Andaja Patisandhi (Ovivipar)
Merupakan makhluk yang lahir dari telur, seperti burung, ayam, bebek dan lain-lain.
c)      Sansedaja Patisandhi
Merupakan makhluk yang lahir dari kelembaban, larva menetas dan tumbuh dalam bahan organik yang membusuk, seperti nyamuk, ikan dan lain-lain.
d)     Opapatika Patisandhi
Merupakan makhluk yang lahir secara spontan, langsung membesar, seperti para dewa dan brahma, makhluk neraka dan lain-lain.

3.      Patisandhi-Citta
Beberapa makhluk  bertumimbal lahir berdasarkan kesadaran  (Patisandhi-Citta).  Ada 19 macam kesadaran  (Citta-Vinnana).


a)      Kamavacaravipaka-Citta 10
Merupakan kesadaran atau pikiran yang menjadi hasil atau akibat dari Kama-Citta.
1)      Upekkhasantirana akusalavipaka-citta, bertumimbal lahir dalam apaya-bhumi 4.
2)      Upekkhasantirana kusalavipaka-citta, bertumimbal lahir dalam manussa-bhumi dan deva-bhumi tingkat rendah.
3)      Somanassasahagata nanasampayutta    asankharika vipaka-citta.
4)      Somanassasahagata nanasampayutta sasankharika vipaka-citta.
5)      Somanassasahagata nanavippayutta asankharikavipaka-citta.
6)      Somanassasahagata nanavippayutta sasankharika vipaka-citta.
7)      Upekkhasahagata nanasampayutta asankharikavipaka-citta.
8)      Upekkhasahagata nanasampayutta sasankharikavipaka-citta.
9)      Upekkhasahagata nanavippayutta asankharikavipaka-citta.
10)  Upekkhasahagata nanavippayutta sasankharikavipaka-citta.
(3 s.d. 10 disebut Mahavipaka-citta 8 yang bertumimbal-lahir dalam manussa-bhumi 1 dan deva-bhumi 6).
b)      Rupavacaravipaka-Citta 5
Merupakan kesadaran atau pikiran yang menjadi hasil atau akibat dari Rupavacarakusala-Citta atau  kesadaran yang berkelana di Rupa-Bhumi, terdiri dari :
1)      Vitakka, Vicara, Piti, Sukkha, Ekaggatasahitam pathamajjhana vipakacittam : akibat kesadaran dari jhana pertama yang timbul bersamaan dengan Perenungan Permulaan (Vitakka), Perenungan Penopang (Vicara), Kegiuran (Piti), Kebahagiaan (Sukha), Pemusatan Pikiran yang Kuat (Ekaggata). Bertumimbal lahir di Pathamajjhana-bhumi 3.
2)      Vicara, Piti, Sukkha, Ekaggatasahitam dutiyajjhana vipakacittam : Akibat  kesadaran atau pikiran dari jhana kedua yang timbul bersama dengan Perenungan Penopang (Vicara), Kegiuran (Piti), Kebahagiaan (Sukkha), Pemusatan Pikiran yang Kuat (Ekaggata). Bertumimbal-lahir di dutiyajjhana-bhumi 3.
3)      Piti, Sukkha, Ekaggatasahitam  tatiyajjhana vipakacittam : Akibat  kesadaran  atau pikiran dari jhana ketiga yang timbul bersama dengan kegiuran (Piti), Kebahagiaan (Sukkha), Pemusatan Pikiran yang Kuat (Ekaggata). Bertumimbal-lahir di dutiyajjhana-bhumi 3.
4)      Sukkha, Ekaggatasahitam  catutthajjhana vipakacittam : Akibat  kesadaran  atau pikiran dari jhana keempat yang timbul bersama dengan Kebahagiaan (Sukkha), Pemusatan Pikiran yang Kuat (Ekaggata). Bertumimbal-lahir di tatiyajjhana-bhumi 3.
5)      Upekkha, Ekaggatasahitam pancamajjhana vipakacittam : Akibat kesadaran atau pikiran dari jhana kelima yang timbul bersama dengan  Keseimbangan Batin (Upekkha), Pemusatan Pikiran yang Kuat (Ekaggata). Bertumimbal-lahir di catutthajjhana-bhumi 6.

c)      Arupavacaravipaka –Citta 4
Merupakan kesadaran atau pikiran yang menjadi hasil atau akibat dari Arupavacarakusala citta, atau akibat kesadaran atau pikiran yang berkelana di Arupa-Bhumi,  yang terdiri dari :
1)      Upekkha, Ekaggatasahitam, Akasanancayatana vipakacittam : akibat kesadaran atau pikiran dari keadaan konsepsi ruangan tanpa batas yang timbul bersama dengan Keseimbangan Batin (Upekkha), Pemusatan Pikiran yang Kuat (Ekaggata). Bertumimbal-lahir di akasanancayatana-bhumi.
2)      Upekkha, Ekaggatasahitam, Vinnanancayatana vipakacittam : akibat kesadaran atau pikiran dari keadaan  konsepsi kesadaran tanpa batas yang timbul bersama dengan Keseimbangan Batin (Upekkha),
pemusatan Pikiran yang Kuat (Ekaggata). Bertumimbal-lahir di vinnanancayatana-bhumi.
3)      Upekkha, Ekaggatasahitam, Akincannayatana vipakacittam : akibat kesadaran atau pikiran dari keadaan  konsepsi  kekosongan  yang timbul bersama dengan Keseimbangan Batin (Upekkha), Pemusatan Pikiran yang Kuat (Ekaggata). Bertumimbal-lahir di akincannayatana-bhumi.
4)      Upekkha, Ekaggatasahitam, Nevasannanasanna yatana vipakacittam : akibat kesadaran atau  pikiran dari keadaan konsepsi bukan pencerapan pun  bukan tidak pencerapan yang timbul bersama dengan Keseimbangan Batin (Upekkha), Pemusatan Pikiran yang Kuat (Ekaggata). Bertumimbal lahir di nevsannanasannayatana-bhumi.

4.      Patisandhi-Rupa
Ada makhluk yang bertumimbal-lahir dengan materi (Patisandhi-rupa), yang disebut jivitanavakakalapa-rupa. Dalam jivitanavakakalapa-rupa bersekutu dengan 9 (sembilan) macam rupa, yang terdiri dari :
1)      Unsur tanah/padat (Pathavi).
2)      Unsur air/cair (Apo).
3)      Unsur api/panas (Tejo).
4)      Unsur angin/gerak (Vayo).
5)      Warna (Vanna).
6)      Bau (Gandho).
7)      Rasa (Raso).
8)      Makanan (Oja).
9)      Unsur kehidupan (Jivita).

C.     Asannasatta
Merupakan alam kehidupan yang mahluknya tidak mempunyai nama-dhamma, yaitu asannasatta-bhumi 1. Asannasatta-bhumi 1 ini tidak mempunyai namakhandha, yaitu tidak memiliki patisandhi-vinnana.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar