Sabtu, 14 Desember 2013

sejarah agama buddha

SEJARAH SINGKAT AGAMA BUDDHA
Periode Ketiga : 500-1000 M
1.    India
peristiwa penting yang terjadi di India pada periode ketiga ini adalah munclnya Tantra. Tantra adalah pemikiran kereatif Buddha di India yang ketiga, tertinggi, dan terakhir. Perkembangan tantra yang pertama disebut Mantrayana, yang dimulai pada abad ke-4 dan mencapai kemajuan setelah tahun 500 M.
Tantra merupakan cabang dari Yogacara Mahayana. Umat Buddha pada masa itu mengandalkan mahluk-mahluk luhur untuk mendapatkan perlindungan. Sekitar tahun 400 M, Tara dan prajnaparamitha dipuja sebagai Bodhisatwa kosmis. Setelah tahun 300  M, secaara sporadis segala jenis mantra dimasukan ke dalam kitab-kitab suci yang disebut Dharani.
Ledakan kereatif Tantra pertama telah menimbulkan kekacauan asumsi daya-daya kosmis dan spiritual, dan Vajrayanalah (750) yang menertaibkan kekacauan itu.
Perkembangan selanjutnya agama Buddha di India utara. Pada abad ke-7, Harsavardana keturunan Asoka melindungi agama Buddha. Dari abad ke-6 sampai ke-9, Nalanda menjadi pusat pemikiran yang hidup bagi seluruh dunia Buddha. Dibawah Dinasti Pala dari Bengallah (750-1150) M, pusat-pusat baru dibangun di India timur, yang merupakan pusat penyebaran kebudayaan Buddhis ke Asia selama abad ke-9 hingga ke-12.
Sintesis Pala dari ajaran Mahayana menunjukan vitalitas yang mengagumkan. Walaupun dihancurkan oleh umat Muslim di Bengal, ajaran ini menyebar ke Jawa, Nepal, dan di Tibet, terus bertahan sebagai tradisi yang hidup hingga skarang.

2.    Nepal dan Kashmir
Di Nepal, agama Buddha terus berkembang sebagai cabang dari agama Buddha dari India utara.  Antara abad ke-7 dan 8 banyak orang Tibet yang datang ke Nepal untuk mempelajari agama Buddha India.
Pada awal periode ini, angha dari Kashmir mengalami kemunduran yang serius akibat serbuan bangsa Hun, yang di bawah Mihirkula (515) M menghancurkan negara itu dan menganiaya para Bhikkhu. Kemakmuran baru terjadi pada abad ke-7 dan 8 di bawah penguasa Karkta. Penyebaran Tantra dan Devosionalisme mendekatkan agama Buddha ke Sivaisme. Pada abad ke-9 banyak Bhikksu kashmir yang pergi ke Tibet.

3.    Sri Lanka
Pada masa ini Theravada berhasil mengadakan ekspansi ke luar Sri Lanka. Abhidhamma sangat dihormati dan pada saat yang sama  ilmu gaib mulai diterapkan. Sekitar tahun 660 M, pertama kalinya pembacaan paritta sebagai suatu upacara, yang menjadi ciri khas bagi agama Buddha d Sri Lanka selanjutnya.
Abhayagiri terus memasukkan berbagai segi Mahayana dan hubungan dengan Mahavihara tetap buruk. Sekitar tahun 620 M, anggota-nanggota Mahavihara menolak permintaan raja agar mereka mengadakan upacara Uposatha bersama-sama dengan kaum Abhayagiri, dan sekitar tahun 650 M kalangan Mahavihara sangat marah pada raja karena bantuan-bantuan yang diberikan kepada Abhayagiri.
Pada abad ke-9, ajaran Vajrayana disebarkan oleh seorang Bhiksu India yang tinggal di Abhayagiri dan raja sangat tertarik pada ajaran ini. Pada periode Polonnaruva, sejak akhir abad ke-8 pengaruh-pengaruh Hindu mulai masuk ke dalam praktik-praktik Buddha.

4.    Asia Tengah
Di bawah Dinasti Tang, Asia tengah kembali menjadi perantara antara China dan India, karena antara tahun 692 dan 800 ia kembali menjadi bagian dari kekaisaran China. Pada abad ke-9, bangsa Uigur mengubah agamanya menjadi agama Budha yang semula menganut Manichean dan banyak sekali karya-karya Budhais yang diterjemahkan kedalam bahsa Sanskerta. Setelah tahun 900 M, penduduk Islam di Turki menggantikan bangsa Indo-Eropa Buddha di Asia tengah.


5.    Asia Tenggara

Menjelang abad ke-5dan ke-6, agama Buddha Mahayana dan Hinayana telah menyusup ke Burma. Mulanya ia masuk dari daerah Pallava di India selatan (Magadha) dan kaum Sarvastivada juga telah berkembang baik selama beberapa lama. Sejak abad ke-9, agam Buddha Pala masuk dari Bihar dan Bengal, hal ini menyebabkan terbentuknya suatu organisasi Bhiksu yang kuat yang menamakan diri mereka “Aris” (arya “mulia”).
Percampuran Sivaisme dan Mahayana pertama-tama di Fu-nan dan setelah tahun 540 M di kerajaan Khmer (Kamboja) di mana Angkor menjadi ibukotanya pada taun 802 M. Hingga kurang lebih 1.000 M, sinkretisasi Sivaisme dan Mahayana kurang kuat di sana dan ada juga Sammitiya dan Sarvastivada.
Pengaruh Srivijaya banyak memperkuat Mahayana selama abad ke-9, di Indo-China.
Agama Buddha ada di Srivijaya sejak dari abad ke-5 yang di bawa oleh imigran-imigran dari India tenggara. Kaisar kerajaan Srivjaya ssetelah tahun 675 M membuat agama Buddha menggantikan Brahmanisme. Pada abad ke-7 di Sumatera (svarnadipa), Sarvastivada mendominasi.
Belakangan Vajrayana dibawa masuk dari universitas Pala. Hal yang sama terjadi di Jawa tengah, di bawah Dinasti Sailendra sejak abad ke-8, walaupun Sivaisme tetap kuat pengaruhnya. Sailendra mengisi daratan Kedu dengan candi-candi yang indah. Yang paling terkenal adalah candi Borobudur, sebuah stupa yang dibangun pada abad ke-6.

6.    China dan Korea
Selama tiga abad antara tahun 500dan 800 M merupakan tahun-tahun yang paling makmur dan kfreatif bagi agama Budha di China. 8 mazhab lokal muncul selama periode ini, yaitu:
1.      Lu-tsung, didirikan oleh Tao-Hsuan (595-667 M)
2.      San-lun, didirikan oleh Chi-tsang (549-623 M)
3.      Weih-shih, didirikan oleh Yuan-tsang (596-664 M)
4.      Mi-tsung, didirikan oleh Amoghavajra (705-774 M)
5.      Hua-yen-tsung, didirikan oleh Tu-shun (557-640 M)
6.      T’ien-t’ai, didirikan oleh Chih-k’ai (538-597 M)
7.      Ching-t’u didirikan oleh Shan-tao (613-681 M)
8.      Sekolah C’han, dikatakan telah didirikan oleh Bodhidharma (master Zen ke 28) sekitar tahun 520 M.

Mazhab pertama, atau sekte winaya, tidak penting dalam hal doktrin, tujuannya aalah untuk bekerja lebih ketat sesuai winaya, khususnya mengenai penahbisa dan pindapata.
Tiga mazhab berikutnya adalah sistem skolastik India yang lebih kurang merupakan suatu aliran yang asing bagi agama Buddha di China. San-lun adalah bentuk China dari Madhayamika.
Weih-shih adalah yogacara versi china dan buku teks dasarny adalah Ch’eng Weih-shih Tun, “penyelesain Doktrin semata”. Tujuan sekolah ini adalah membuang segala objek dan memahami bahwa semuanya adalah “gambaran mental yang tergantung pada evolusi kesadaran”. Akan tetapi ajaran-ajaran dan sikapnya tidak sesuai dengan kecenderungan umum mentalitas bangsa china.
Mi-tsung, atau “ajaran rahasia” merupakan bentuk tantra china. Aliran ini di kenal sebagai Chen Yen, aliran “mantra”. Pada abad kedelapan, tiga orang india yaitu Subhakarasimha (637-735), Vajrabodhi (670-741), dan Amoghavajra (705-74) membawa masuk sistem tantra bertipe non shakti ke china dan berpengaruh dalam istana raja Tang.
Tiga mazab berikutnya mendapat asimilasi lebih tinggi derajatnya. Yang pertama yaitu Hua-yen-tsung yang secara harafia berarti aliran “Rangkain Bunga” yang mengambarkan hubungan antara Yogacara dan tantra. Ia berasal dari pelajaran Avatamsaka sutra dari bangsa india. Alam indera adalah refleksi terhadap dunia luar dan misteri kebenaran dapat di lihat di mana-mana. Doktri ini sangat memengaruhi sikap terhadap alam di timur jauh dan mengilhami seniman di china dan belakangan di jepang. Mazab Hua-yen berdiri kira-kira di tahun 630 M, berlangsung sehingga kira-kira 1000 M. Salah seorang gurunya yang ternama adalah Fa-sang (643-712) keturunan keluarga Sogdian awalnya adalah murid Yuan-tsang, menulis karya penting “meditasi menghilangkan imajinasi yang menyimpang dengannya kita kembali ke asal”. Tapi kemudian ia melampaui doktri yogacara dengan menyatakan bahwa segala sesuatu mempunyai tiga ciri atau karakterisrik, yakni:
1. secara eksistensial, tiap objek bertemu, tiap “partikel debu” di dalamnya mengandung alam realitas (Dharma dathu) dalam keseluruhan hakikatnya.
2. sebagai ciptaan objek itu dapat menimbulkan segala jenis kebaikan, dan karennya setiap obek dapat mengungkapkan rahasia seluruh dunia.
3. dalam tiap partikel dapat di rasakan kesunyaan realitas sejati.
Enam jenis perenungan rekomondasi bagi para murid:
1. Melihat kedalam keheningan batin, segala hal kembali padanya.
2. Menyadari bahwa dunia khusus ada karena adanya batin yang satu.
3. Mengamati saling keterkaitan semua benda yang sempurna dan misterius.
4. Mengamati bahwa tidak ada pun selain kesedemikian, bayangan semua benda dan tidak saling mengganggu.
5. Mengamati bahwa cermin kesamaan mencerminkanbayangan semua benda dan tidak saling mengganggu.
6. Mengamati bahwa bila suatu objek khas diambil, maka yang lainnya ikut juga diambil bersamanya.

Secara resmi agama Buddha masuk ke korea pada tahun 372 M dan sekitar tahun 525 telah menyebar keseluruh negeri. Antara tahun 550 dan 664, agama Buddha menjadi agama negara dan kekuasaanya terus bertambah. Agama buddha di korea sangat berarti karena korea berperan sebagai penghubung antara china dan jepang.

7. Jepang 
Sekitar tahun 550, agama Buddha masuk ke Jepang dari Korea, sebagai salah satu unsur pembentuk peradaban China dan seorang negarawan ternama, Shotoku Taishi (523-621) menggunakannya sebagai sejenis agama. Seperti di Tibet dengan para dewa lokalnya, dewa-dewa Shinto pada mulanya di katakan merupakan pelindung dan penjaga agama Buddha. Sebelum tahun 700 empat sekte masuk, yaitu Jojitsu (625), Sanron (625), Hosso (645), Kusha (658). Lalu ada  Hua-yen (730) sekarang disebut Kegon. Juga sekte winaya (753) yang di sebut Risshu.
Jauh lebih penting sekte-sekte yang msk selama periode Heian (794-1186),yang di dominasi oleh Tendai dan Shingon yang pusatnya berada di puncak dua gunung. Yang satu di banggun oleh Daishi (767-822), yang lainnya di banggun oleh Kobo Daishi (774-835).

8. Tibet
Agama Buddha di Tibet menurut ceritanya di mulai sekitar tahun 650, tetapi baru mencapai kemajuan besar seabad kemudian. Di bawah raja Ral-pa-can (817-36) mencapai puncak kejayaannya. Pada tahun 787, wihara pertama selesai di banggun di bSam Yas, biksu-biksu  mulai ditahbiskan  oleh Santaraksita.sekitar tahun 825, berbagai upaya besar di lakukan untuk memastikan ketelitian terjemahan dan istilah-istilah yang di bakukan oleh suatu komisi yang terdiri dari pandita di india dan lotsaba tibet.
Empat sistem atau jalan pikiran utama:
1. Dari Barat, dari lembah Swat, masuklah gagasan Tantrik dari Padmasambhava. Mentalitas padmasambhava mempunyai banyak persamaan dengan menalitas Bon.
2. Dari selatan masuklah Perpaduan Pala dari Mahayana, yang di bawa oleh beberapa cendekiawan terkemuka dari universitas di Magadha. Kombinasi prajnaparamita dan tantra menjadi pusat tradisi agama Buddha, kombinasi ini selalu memberikan nilai khusus bagi Abhisamayalankara.
3. Dari barat daya, Sarvastiavada berusahan mencari kedudukannya di Tibet. Sarvastiavada tidak berlahan lama di dunia yang penuh dengan ilmu sihir dan kegaiban.
4. Dari timur, banyak sekali biksu China dari sekte Ch’an muncul di Tibet dan berusaha mengubah agama penduduk Tibet sesuai dengan ajaran mereka. Mereka ter;libat konflik dengan pandita India dari ortodoks Pala dan kalah telak di dalam dewan pSam Yas yang terkenal di tahun 793-4.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar