KABALIKARAHARA
Dalam
agama Buddha yang namanya makanan tidak hanya makanan yang berupa materi saja
tetapi juga terdapat jenis makanan yang lain, makanan tersebut bisa berwujud
makanan batin yang bisa membuat suatu mahluk dapat terus hidup walaupun tidak makan
makanan yang berbentuk materi selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Makanan
yang dikonsumsi oleh manusia memiliki nama lain ahara. Ahara merupakan
unsur yang sangat penting dari makanan, yang terutama memelihara atau mendorong
pertumbuhan sifat-sifat materi, ia menghidupkan atau umumnya menolong materi
yang dihasilkan oleh keempat unsur dasar yang berupa kamma, pikiran,
temperatur, dan makanan supaya dapat tumbuh dengan subur.
Nanamoli
(2001:195) menyatakan “Apakah yang satu itu? Adalah makanan di mana semua
mahluk dikatakan ‘ditopang oleh makanan’, atau bisa juga diartikan kehidupan
mereka lewat makanan. Itulah yang dimaksudkan oleh Sang Buddha dengan kata
satu....”
Sang
buddha sendiri telah memberitahukan bahwa makanan merupakan sesuatu yang utama
atau disebut sebagai yang pertama. Semua mahluk ada karena adanya makanan.
Manusia berusaha untuk selalu hidup karena adanya makanan. Hal inilah yang
merupakan salah satu penyebab mengapa suatu mahluk dapat terlahir secara terus
menerus, karena mahluk-mahluk belum bisa melepaskan kemelekatan mereka terhadap
makanan.
Yeto
(1991:84) menyatakan “secara harfiah, istilah ahara menyatakan apa saja yang
menghasilkan suatu sebab akibat. Makanan sudah jelas sebagai faktor mempertahankan
yang mutlak bagi kelangsungan hidup badan jasmani.”
Dalam
hal ini, makanan disebut sebagai suatu yang sangat penting untuk menunjang
kehidupan atau kelangsunagan hidup. Badan jasmani yang kita miliki sekarang
selalu mendapatkan suatu energi yang tidak hanya berupa makanan materi saja.
Jumlah kebutuhan makanan yang dibutuhkan oleh badan jasmani setiap harinya akan
selalu berubah sesuai dengan sebab dan akibatnya. Unsur makanan yang perlu bagi
kelangsungan badan jasmani bisa didapatkan dari unsur makanan sehari-hari.
Unsur makanan sehari-hari tersebut dinamakan kabalikarahara. Makanan atau ahara
terbagi menjadi beberapa, yaitu:
1. Kabalikarahara
(unsur makanan sehari-hari)
2. Kontak
(Phassa)
3. Kehendak
(Manosancetana)
4. Kesadaran
(Vinnana)
Kabalikarahara
merupakan unsur makanan sehari-hari. Mettadewi (1994:144) menyatakan
“kabalikarahara berarti unsur makanan atau unsur yang penting dari makanan yang
terutama memelihara atau mendorong pertumbuhan sifat-sifat materi.” Sifat-sifat
materi itu salah satunya adalah sel-sel di dalam badan jasmani yang selalu
berganti. Di dalam
Buddha Dhamma dijelaskan bahwa tujuan dari hidup ini adalah untuk mengerti
tentang kehidupan ini, bahwa hidup ini terdiri atas jasmani dan rohani/batin.
Oleh karena itu, jasmani ini harus mendapat makanan, demikian pula dengan rohani/batin.
Tetapi rohani ini dikatakan lebih banyak daripada hanya sekedar jasmani. Dengan
mempunyai rohani/batin itu, kita harus memberikan makanan kepada apa yang
dinamakan phassa atau kontak. Jadi, terjadilah kontak dengan pikiran,
kontak dengan perasaan, kontak dengan kesadaran. Jadi itu harus diberikan
makanan, maka disebutlah makanan bagi phassa/kontak. Kemudian pikiran, itu juga
harus diberikan makanan, yang di dalam bahasa Pali disebut Mano Sancetana Ahara, makanan untuk pikiran. Makanan untuk pikiran,
tentu jelas bahwa pikiran ini harus diberikan makanan yang sehat-sehat, yang
baik-baik, yang terpilih, supaya pikiran itu mejadi sehat. Kemudian makanan
untuk kesadaran, Vinnana Ahara.
Dengan
adanya unsur makanan sehari-hari ini, pertumbuhan sel-sel tersebut akan lancar
dan membuat badan jasmani dapat bertahan lama. Tetapi, pada hakekatnya dalam
pandangan Buddhis ini hanya akan memperpanjang penderitaan suatu mahluk karena
dengan adanya makanan, manusia yang terutamanya akan selalu berusaha untuk
dapat memenuhi kebutuhan akan makanan ini dan dapat menimbulkan nafsu yang
membuat manusia atau suatu mahluk dapat terlahir secara terus-menerus.
Dalam
ilmu pengetahuan, unsur makanan sehari-hari yang terkandung di dalam makanan
berupa zat gizi. Zat gizi yang terkandung dalam makanan berbeda-beda antara
satu makanan dengan makanan yang lainnya. Setiap zat gizi memiliki fungsi yang spesifik bagi tubuh.
Masing-masing zat gizi tidak dapat berdiri sendiri dalam membangun tubuh dan
menjalankan proses metabolisme. Namun zat gizi tersebut memiliki berbagai
fungsi yang berbeda.
Tiga
fungsi utama zat gizi bagi tubuh adalah sebagai berikut:
1. Sebagai
sumber energi
Zat gizi
yang termasuk sumber energi adalah karbohidrat , lemak dan protein. Zat-zat
gizi tersebut merupakan penghasil energi yang dapat dimanfaatkan untuk gerak
dan aktifitas fisik serta aktifitas metabolisme di dalam tubuh. Namun
penyumbang energi terbesar dari ketiga unsur zat gizi tersebut adalah lemak.
Bahan pangan yang berfungsi sebagai sumber energi antara lain:
Bahan pangan yang berfungsi sebagai sumber energi antara lain:
a. Nasi, jagung, talas, singkong, ubi,
gandum yang merupakan sumber karbohidrat
b. Margarine dan mentega merupakan
sumber lemak
c. Kacang-kacangan, ikan, daging, telur
dan sebagainya merupakan sumber protein.
2. Untuk
pertumbuhan dan pembangunan jaringan tubuh
Zat gizi
yang termasuk dalam kelompok ini adalah protein, lemak, mineral dan vitamin.
Namun zat gizi yang memiliki sumber dominan dalam proses pertumbuhan adalah
protein. Zat gizi ini memiliki fungsi sebgai pembentuk sel-sel pada jaringan
tubuh manusia. Jika kekurangan mengkonsumsi zat gizi ini maka pertumbuhan dan
perkembangan manusia akan terhambat. Selain itu zat gizi ini juga berfungsi
untuk menggantikan sel-sel tubuh yang rusak dan mempertahankan fungsi organ tubuh.
3. Sebagai
pengatur proses di dalam tubuh
Proses
metabolisme di dalam tubuh perlu pengaturan agar terjadi keseimbangan. Zat gizi
yang berfungsi untuk mengatur proses metabolisme di dalam tubuh adalah mineral,
vitamin, air, dan protein. Namun yang memiliki fungsi utama sebagia zat
pengatur adalah mineral dan vitamin.
Berdasarkan
jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, zat gizi dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Zat
gizi makro
Zat gizi
Makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram.
Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi makro adalah karbohidrat, lemak dan
protein.
2. Zat
gizi mikro
Zat gizi
mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil atau sedikit
tapi ada dalam makanan. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi mikro adalah
mineral dan vitamin. Zat gizi mikro menggunakan satuan mg untuk sebagian besar
mineral dan vitamin.
Berdasarkan sumbernya zat gizi terbagi
dua, yaitu nabati dan hewani. Zat gizi hewani adalah zat gizi yang berasal dari
hewan, sedangkan zat gizi yang berasal dari tumbuhan disebut nabati. Sebagai
contoh adalah protein. Protein yang berasal dari tumbuhan disebut protein
nabati, sedangkan yang berasal dari hewan disebut protein hewani. Makanan yang kaya akan protein nabati misalnya tempe, tahu,
kacang tanah, kacang kedelai, dan buah kelapa, sedangkan sumber protein hewani
antara lain adalah telur, daging, dan susu.
Unsur makanan sehari-hari yang
terkandung di dalam makanan memberikan energi bagi tubuh dan ini sama dengan
yang dijelaskan oleh Sang Buddha sendiri bahwa yang paling utama dari yang
lainnya adalah makanan. Sesuai dengan perkembangan zaman, Dhamma yang telah
dibabarkan oleh Sang Buddha selalu mengikuti jalannya, tidak pernah menyimpang
dari hal-hal yang ada sekarang dan begitupun hal-hal yang akan ada di masa
mendatang. Sang Buddha dalam perjalanan untuk mencapai pencerahan juga tidak
terlepas dari makanan, Beliau yang menyiksa diri dengan bertapa tanpa makan
sebutir nasipun akhirnya hampir meninggal karena tidak memiliki penopang untuk
kesegaran badan jasmaninya dan ini membuktikan bahwa makanan akan selalu
menjadi yang utama untuk penopang hidup.
Daftar
Pustaka
Kaharuddin, J. 2005. Abhidhammatthasangaha. Tangerang:Vihara
Padumuttara.
Mettadewi. 1994. Pokok-pokok Dasar Abhidhamma jilid 1. Jakarta:
Sekolah Tinggi Agama Budda Nalanda.
Nanamoli. 2001. Khuddakapatha 1. Klaten:Vihara
Bodhivamsa.
The Late Supreme
Patriach, Vajrananavarorasa, dan Yeto. 1991. Dhamma Vibhaga. Jakarta: Arya Surya Candra.
Jotidhammo, Rudi Ananda
Limiadi. 2009. Samyutta Nikaya 3.
Klaten: Wisma Sambodhi.
(Online),(http://artikel-kependidikan.blogspot.com/2011/04/makanan-dan-kesehatan.html/, diakses 7 Agustus 2012)
Tugas
Individu
KABALIKARAHARA
Disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah: Abhidhamma Pitaka III
Dosen pengampu: Santi, S.Ag.
![]() |
Oleh:
Yulian
Dwi Anggoro
0250111020462
Dharmaduta
III
Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri
Sriwijaya
Tangerang Banten
2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar