A.
Teori
Ilmu Fisika Nuklir
Berdasarkan
sumber yang kami dapat, penulis menemukan beberapa teori tentang Ilmu Fisika
Nuklir yang berkaitan dengan Konsep Agama Buddha. Tokoh-tokoh fisika yang
terkemuka adalah Werner Von Heisenberg, Erwin
Schrodinger, Max Planck, Niels Bohr, Albert Einstein, dan Newton. Adapun teori-teori yang terdapat
dalam Ilmu Fisika Nuklir adalah sebagai berikut:
1.
Hukum Kekekalan Massa dan Energi
Hukum hukum kekekalan massa dan energi menyatakan bahwa massa dapat diubah menjadi
energi dan energi dapat diubah menjadi massa (Albert Einstein). Teori tersebut dikemukakan oleh para ilmuan
fisika yang sering kita kenal. Kekekalan massa dan energi juga menyatakan bahwa
massa dan energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
2.
Hukum Aksi dan Reaksi
Hukum ini menyatakan bahwa reaksi
itu ada setelah adanya aksi, sehingga teori-teori ada karena adanya aksi-aksi
yang berupa penelitian oleh para ilmuan.
3.
Prinsip Interdependensi
Interpendensi
adalah prinsip dari suatu fenomena yang mengalami ketergantungan dengan
fenomena lain, artinya fenomena-fenomena yang muncul di dunia ini selalu
berkaiatan antara satu dan lainnya.
4.
Relativitas Ruang dan Waktu
Dalam
relativitas ruang kita mengenal prinsip interkoneksi
dan interpenestrasi. Kedua prinsip
tersebut menyatakan bahwa meskipun fenomena-fenomena yang ada di dunia ini
saling berkaitan tetapi fenomena-fenomena tersebut tidak menghilangkan fenomena
yang lainnya. Artinya kejadian di suatu titik dalam alam semesta ini dapat mempengaruhi
kejadian di titik yang lain dari alam semesta. Akan tetapi masing-masing titik
tersebut memiliki ciri khas yang berbeda.
Newton
menyatakan tentang konsep waktu yang absolute dan universal, sehingga Einstein menyatakan bahwa dimana waktu
dapat berjalan melambat atau semakin cepat tergantung pada kekuatan pengamat
dan kekuatan gravitasi. Sesuatu yang dianggap masa lalu oleh seorang pengamat
dapat dianggap sebagai masa mendatang oleh pengamat lainnya.
5.
Partikel-partikel Alam
Semesta
Democritus
menyatakan teori mengenai atom, maka kita mengetahui bahwa atom sebenarnya atom
bukan zat terkecil di alam semesta ini. Ternyata atom memiliki partikel-partikel
kecil yang berkumpul menjadi satu sehingga membentuk atom. Partikel-partikel
tersebut adalah proton (partikel
positif), electron (partikel
negatif), dan neutron (inti atom).
Ketiga partikel tersebut saling berkaitan dan mempunyai sifat saling
ketergantungan serta memiliki sifat universal. Dengan demikian secara nyata
bahwa segala sesuatu dari alam semesta itu saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan.
B.
Konsep
Agama Buddha
Agama Buddha muncul di dunia ini karena
adanya ajaran yang diberikan oleh Buddha. Buddha adalah seseorang yang telah
mencapai penerangan sempurna, sempurna pengetahuan dan segala perilaku. Buddha
mencapai penerangan dari hasil aksi yang beliau lakukan selama kurang lebih
bermilyaran kali beliau mengalami kelahiran secara berulang-ulang sebagai
seorang bodhisattva. Bodhisattva merupakan makhluk yang kelak akan menjadi
seorang Buddha. Ada beberapa konsep dalam ajaran Buddha yang dinyatakan
memiliki persamaan dengan Ilmu Fisika Nuklir (salah satu cabang dari ilmu
fisika) yaitu:
1.
Konsep Isi dan
Kekosongan
Konsep isi dan kosong dalam Agama Buddha
yang disebutkan dalam Sutra Hati (Prajnaparamita-Hrdaya
Sutra). Konsep tersebut menyatakan bahwa wujud tidak berbeda dengan
kekosongan dan kekosongan tidak berbeda dengan wujud.
2.
Hukum Sebab-Akibat
Dalam Agama Buddha kita mengenal
hukum sebab dan akibat. Hukum sebab akibat artinya segala akibat ada karena ada
sebab. Seperti halnya adanya kondisi-kondisi karena ada sebabnya. Sebagai
contoh, benih dapat tumbuh kembali dan menjadi buah akibat adanya
kondisi-kondisi yaitu adanya air, pupuk, tanah subur, dan sinar matahari.
3.
Paticcasamuppada
(hukum sebab musabab yang saling bergantungan)
Dalam paticcasamuppada menyatakan bahwa fenomena-fenomena yang terjadi
dapat mempunyai sifat ketergantungan atau saling berkaitan. Dengan demikian segala fenomena yang terjadi
pasti memiliki hubungan dengan fenomena yang lainnya. Ada dua penjelasan yaitu:
a.
Suatu fenomena dapat
terjadi karena benar-benar ada sebab dari fenomena yang muncul, suatu fenomena
tidak mungkin terjadi dengan sendirinya. Dengan demikian konsep ini telah
mematahkan Doktrin Spontanitas.
b.
Fenomena telah terjadi
dan menghasilkan itu, artinya bahwa tidak ada apapun yang dapat menjadi musabab
bagi fenomena yang terjadi. Dengan demikian konsep ini telah mematahkan Doktrin
Kausa Primer.
4.
Konsep Ruang dan Waktu
Dalam Agama Buddha menyatakan bahwa
meskipun telah terjadi banyak fenomena tetapi fenomena tersebut tidak dapat
merubah sifat-sifat khas pada fenomena yang pertama kali terjadi. Konsep ini
terdapat di dalam sutra-sutra yaitu sebagai berikut Avatamsaka Sutra, Suranggama Sutra, dan Vimalakirti Sutra. Dalam Avatamsaka
Sutra telah diterangkan tentang tiga periode waktu, yaitu masa lalu, masa
sekarang, dan masa mendatang. Dalam sutra ini dijelaskan bahwa dari tiga
periode waktu tersebut dapat berkembang menjadi sepuluh, yaitu:
a.
Tiga waktu masa lalu,
yakni waktu lalu dari masa lalu, waktu sekarang dari masa lalu, dan waktu
mendatang dari masa lalu.
b.
Tiga waktu masa sekarang,
yakni waktu lalu dari masa sekarang, waktu sekarang dari masa sekarang, dan
waktu mendatang dari masa sekarang.
c.
Tiga waktu masa depan,
yakni waktu lalu dari masa depan, waktu sekarang dari masa depan, dan waktu
mendatang dari masa depan.
Dengan
demikian kita dapat mengatakan bahwa waktu tidak berlalu tetapi ada pada
kedudukan masing-masing. Artinya kehidupan ini akan terus ada selama
unsur-unsur kehidupan belum dapat dihentikan. Fenomena selanjutnya tidak akan
terjadi apabila kita telah mengerti sebab fenomena yang terjadi di masa lalu,
sehingga kita dapat menghentikannya.
5.
Konsep Terbentuknya
Alam Semesta
Dalam
Agama Buddha konsep terbentuknya alam semesta bukan karena adanya penciptaan (spontanitas). Akan tetapi alam semesta
ini tercipta oleh berbagai kondisi-kondisi yang saling berkaitan dengan satu
sama lainnya.
C.
Fakta
Yang Menghubungkan antara Ilmu Fisika Nuklir Dengan Agama Buddha
Salah satu teori dasar dari ilmu fisika adalah hukum
kekekalan massa dan energi. Hukum tersebut menyatakan bahwa massa dapat diubah
menjadi energi dan energi dapat diubah menjadi massa (Albert Einstein). Secara tak terduga teori tersebut selaras
artinya dengan konsep isi dan kosong dalam agama Buddha yang disebutkan dalam
sutra hati (Prajnaparamita-Hrdaya Sutra).
Hukum kekekalan massa dan energi juga menyatakan
bahwa massa dan energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
Kemiripan ini juga dapat kita temukan dalam Avatamsaka
Sutra bab 14 yang menyatakan bahwa segala sesuatu tidak dilahirkan, tidak
diciptakan, serta tidak dapat dimusnahkan. Dengan demikian bisa kita katakan
yang ada tidak bisa menjadi tidak ada dan yang tidak ada tidak bisa menjadi
ada. Hal ini merupakan fenomena spontanitas. Oleh karena itu di dalam buddhisme
kita mengenal perubahan artinya segala kondisi dapat berubah dan tidak kekal.
Dalam Hukum Aksi dan Reaksi yang kita pelajari
didalam Ilmu Fisika Nuklir ternyata juga selaras dengan konsep dalam agama
Buddha. Dalam agama Buddha kita mengenal Hukum Sebab dan Akibat. Artinya teori
dan konsep ini selaras bahwa dengan adanya sebab (aksi) maka akan muncul akibat
(reaksi).
Interpendensi
adalah prinsip dari suatu fenomena yang mengalami ketergantungan dengan
fenomena lain, artinya fenomena-fenomena yang muncul di dunia ini selalu berkaitan
antara satu dan lainnya. Sama halnya dengan paticcasamuppada
juga kita jumpai kemiripan antara Ilmu Fisika Nuklir dan Agama Buddha. Dalam paticcasamuppada menyatakan bahwa
fenomena-fenomena yang terjadi mempunyai sifat ketergantungan atau saling
berkaitan.
Meskipun fenomena-fenomena yang ada di dunia ini
saling berkaitan tetapi fenomena-fenomena tersebut tidak menghilangkan fenomena
yang lainnya. Artinya masing-masing fenomena tersebut memiliki ciri khas yang
tidak sama. Agama Buddha menyatakan bahwa meskipun telah terjadi banyak
fenomena tetapi fenomena tersebut tidak dapat merubah sifat-sifat khas pada
fenomena yang pertama kali terjadi.
Ternyata atom memiliki partikel-partikel kecil yang
berkumpul menjadi satu sehingga membentuk atom. Partikel-partikel tersebut
adalah proton (partikel positif), elektron (partikel negatif), dan neutron (inti atom). Ketiga partikel
tersebut saling berkaitan dan mempunyai sifat saling ketergantungan serta
memiliki sifat universal. Dengan demikian secara nyata bahwa segala sesuatu
dari alam semesta itu saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Hal ini
mirip dengan konsep dalam Agama Buddha mengenai terbentuknya alam semesta bukan
karena adanya penciptaan (spontanitas).
Akan tetapi alam semesta ini tercipta oleh berbagai kondisi-kondisi yang saling
berkaitan dengan satu sama lainnya.
Mas, mau tanya. Apakah makhluk asannasatta masih memiliki 3 unsur kekeliruan (lobha, dosa, dan moha) dan avijja walaupun tidak punya batin?
BalasHapusMas, mau tanya. Apakah makhluk asannasatta masih memiliki 3 unsur kekeliruan (lobha, dosa, dan moha) dan avijja walaupun tidak punya batin?
BalasHapus