SANDAKA SUTTA
Nidana:
Dibabarkan
oleh Y.M. Ananda kepada Sandaka si kelana di Kosambi di Taman Ghosita. Ketika
Sandaka Si kelana sedang berdiam di Gua Pohon Pilakkha dengan sekelompok besar
kelana.
Nikhepa:
Permintaan
Sandaka si kelana kepada Y.M. Ananda
Isi
Sutta:
empat
cara yang meniadakan kehidupan suci ini telah dinyatakan oleh Yang Terberkahi
yang mengetahui dan melihat, mantap dan sepenuhnya tercerahkan, dan juga empat
jenis kehidupan suci tanpa penghiburan ini telah dinyatakan, di mana orang
bijak pasti tidak akan menjalani kehidupan suci itu, atau sekalipun menjalani,
dia tidak akan mencapai jalan sejati, Dhamma yang bajik.
Empat cara yang meniadakan
kehidupan suci:
Seorang
guru mempunyai doktrin dan pandangan seperti ini:
1. Tidak
ada yang diberikan, tidak ada yang ditawarkan, tidak ada yang dikorbankan;
tidak ada buah atau akibat dari tindakan-tindakan yang baik dan buruk, tidak
ada dunia ini, tidak ada dunia lain; tidak ada ibu, tidak ada ayah; tidak ada
makhluk yang dilahirkan secara spontan; tidak ada petapa dan brahmana yang baik
dan luhur di dunia ini yang membuat dirinya sendiri merealisasikan melalui
pengetahuan langsung dan menyatakan dunia ini dan dunia lain.
Manusia terdiri dari
empat elemen besar.
Ketika dia mati, tanah
kembali dan masuk ke badan tanah, air kembali dan masuk ke badan air, api
kembali dan masuk ke badan api, udara kembali dan masuk ke badan udara;
kemampuan-pemampuan batin dipindahkan ke ruang angkasa.
Empat manusia dengan usungan mayat sebagai yang kelima mengusung jenasah. Pidato kematiannya berlangsung sejauh tempat penguburan mayat; tulang-tulang memutih; persembahan-persembahan yang dibakar berakhir dengan abu.
Empat manusia dengan usungan mayat sebagai yang kelima mengusung jenasah. Pidato kematiannya berlangsung sejauh tempat penguburan mayat; tulang-tulang memutih; persembahan-persembahan yang dibakar berakhir dengan abu.
Berdana adalah doktrin
orang-orang tolol.
Jika seseorang
menekankan doktrin bahwa ada (berdana dan sejenisnya), hal itu ocehan kosong
yang salah. Orang tolol dan orang bijak sama saja, terpotong dan musnah bersama
hancurnya tubuh; setelah kematian mereka tidak lagi ada. Seandainya kata-kata
guru yang baik ini memang benar, maka di sini (di dalam ajaran ini) aku telah
melakukan (tugasku) dengan cara tidak melakukan (hal itu), di sini aku telah
menjalani (kehidupan suci) dengan cara menjalani (-nya). Kita berdua persis
sama di sini (di dalam ajaran ini), keduanya telah sampai pada kesamaan, tetapi
aku tidak mengatakan bahwa kita berdua terputus dan musnah bersama hancurnya
tubuh, bahwa setelah kematian kita tidak lagi ada. Tetapi sungguh berlebihan
bagi guru yang baik ini untuk pergi ke mana-mana telanjang, berkepala gundul,
memaksa diri dalam posisis jongkok, dan mencabuti rambut dan jenggotnya, karena
aku, yang hidup di rumah yang dipenuhi anak, yang menggunakan cendana Benares,
yang memakai untaian bunga, wewangian, dan salep, serta menerima emas dan
perak, akan menuai tujuan yang persis sama, arah masa depan yang persis sama,
seperti guru yang baik ini. Orang bijak mempertimbangkan dan mendapati bahwa cara ini meniadakan kehidupan
suci, dia berbalik darinya dan meninggalkannya.
2. Bila
seseorang bertindak atau membuat orang lain bertindak, bila seseorang melakukan
mutilasi atau membuat orang lain melakukan mutilasi, bila seseorang menyiksa
atau membuat orang lain melakukan penyiksaan, bila seseorang menyebabkan
kesedihan atau membuat orang lain menyebabkan kesedihan, bila seseorang menekan
atau membuat orang lain melakukan penekanan, bila seseorang mengintimidasi,
atau membuat orang lain melakukan intimidasi, bila seseorang membunuh makhluk
lain, mengambil apa yang tidak diberikan, mendobrak rumah, menjarah kekayaan,
melakukan perampokan, menyerang di jalan raya, merayu istri orang lain,
berbicara bohong, maka tidak ada kejahatan yang dilakukan oleh si pelaku.
Seandainya saja, dengan noda berpelek pisau, seseorang membuat makhluk-makhluk
hidup di bumi ini menjadi segumpal massa daging, menjadi seonggok gading,
dikarenakan hal ini tidak akan ada kejahatan dan tidak ada akibat dari
kejahatan.
Seandainya seseorang
pergi menyusur tepi selatan sungai Gangga untuk membunuh dan membantai,
melakukan mutilasi dan membuat orang lain melakukan mutilasi, menyiksa dan
membuat orang lain melakukan penyiksaan, dikarenakan hal ini tidak akan ada
kejahatan dan tidak ada akibat dari kejahatan. Seandainya seseorang pergi
menyusur tepi utara sungai Gangga untuk memberikan hadian dan membuat orang
lain memberikan hadiah, memberi persembahan dan membuat orang lain memberikan
persembahan, dikarenakan hal ini tidak akan ada jasa kebajikan dan tidak ada
akibat dari jasa kebajikan. Dengan berdana, dengan menjinakkan diri sendiri,
dengan pengendalian diri, dengan berbicara kebenaran, tidak ada jasa kebajikan
dan tidak ada akibat dari jasa kebajikan.
Jika kata-kata guru
yang baik ini memang benar, maka di sini (di dalam ajaran ini) aku telah
melaksanakan (tugasku) dengan tidak melakukan (-nya), di sini aku telah
menjalani (kehidupan suci) dengan tidak menjalani (-nya).
Kita berdua persis sama
di sini (di dalam ajaran ini), keduanya telah sampai pada kesamaan, tetapi aku
tidak mengatakan bahwa apa pun yang (kita) berdua lakukan, tidak ada kejahatan
yang dilakukan. Tetapi sungguh berlebihan bagi guru yang baik ini. Orang bijak
mempertimbangkan dan mendapati bahwa cara ini meniadakan kehidupan suci, dia
berbalik darinya dan meninggalkannya.
3. Tidak
ada penyebab atau kondisi bagi kekotoran batin para makhluk: para makhluk
menjadi kotor batinnya tanpa penyebab atu kondisi. Tidak ada penyebab atau
kondisi bagi pemurnian para makhluk; para makhluk termurnikan tanpa penyebab
atau kondisi. Tidak ada tenaga, tidak ada energi, tidak ada kekuatan manusia,
tidak ada ketahanan manusia. Semua makhluk, semua yang hidup, semua yang
tercipta, semua jiwa adalah tanpa penguasaan, tenaga, dan energi; dibentuk oleh
nasib, keadaan, dan alam, mereka mengalami kesenangan dan kesakitan dalam enam
kelompok.
Jika kata-kata guru
yang baik ini memang benar, maka di sini (di dalam ajaran ini) aku telah
melaksanakan (tugasku) dengan cara tidak melakukan (-nya), di sini aku telah
menjalani (kehidupan suci) dengan cara tidak menjalani (-nya).
Kita berdua persis sama di sini (di dalam ajaran ini), keduanya telah sampai pada kesamaan, tetapi aku tidak mengatakan bahwa (kita) berdua akan dimurnikan tanpa penyebab dan kondisi, Tetapi sungguh berlebihan bagi guru yang baik ini. Orang bijak mempertimbangkan dan mendapati bahwa cara ini meniadakan kehidupan suci, Dia berbalik darinya dan meninggalkannya.
Kita berdua persis sama di sini (di dalam ajaran ini), keduanya telah sampai pada kesamaan, tetapi aku tidak mengatakan bahwa (kita) berdua akan dimurnikan tanpa penyebab dan kondisi, Tetapi sungguh berlebihan bagi guru yang baik ini. Orang bijak mempertimbangkan dan mendapati bahwa cara ini meniadakan kehidupan suci, Dia berbalik darinya dan meninggalkannya.
4. Ada
tujuh badan ini yang tidak dibuat, tidak dilahirkan, tidak diciptakan, tanpa
pencipta, gersang berdiri bagaikan puncak gunung, berdiri bagaikan pilar. Mereka
tidak bergerak atau berubah atau saling menghalangi. Tak satu pun dapat
(membangkitkan) kesenangan atau kesakitan atau kesenangan dan kesakitan pada
yang lain. Apakah yang tujuh itu? Mereka adalah badan-tanah, badan-air,
badan-api, badan-udara, kesenangan, kesakitan, serta jiwa sebagai yang ketujuh.
Tujuh badan ini tidak dibuat. Di sini tidak ada pembunuh, tidak ada pembantai,
tidak ada pendengar, tidak ada pembicara, tidak ada pengkognisi, tidak ada
pengisyarat. Bahkan mereka yang memacung kepala seseorang dengan pedang tajam
tidak merenggut hidup siapa pun; pedang itu hanyalah melewati ruang diantara
tujuh badan itu.
Ada empat belas ratus
ribu jenis utama generasi. Dan enam-puluh ratus jenis, dan enam ratus jenis;
ada lima ratus jenis tindakan, dan lima jenis tindakan, dan tiga jenis
tindakan, dan tindakan serta setengah-tindakan; ada enam-puluh-dua cara,
enam-puluh-dua sub-kalpa, enam kelompok, delapan alam manusia,
empat-puluh-sembilan ratus jenis penghidupan, empat-puluh sembilan jenis
kelana, empat-puluh-sembilan ratus tempat kediaman ular, dua-puluh ratus
kemampuan, tiga-puluh ratus neraka, tiga-puluh-enam elemen debu, tujuh
keturunan yang memahami, tujuh keturunan yang-tanpa-memahami, tujuh keturunan
tanpa sarung-senjata, tujuh jenis dewa, tujuh jenis manusia, tujuh jenis iblis,
tujuh danau, tujuh simpul, tujuh jenis jurang, tujuh ratus jenis jurang, tujuh
jenis mimpi, tujuh ratus jenis mimpi; dan ada delapan-puluh-empat ratus ribu
kalpa besar di sana, dan dengan cara berlari dan mengembara melalui lingkaran
kelahiran ulang, orang tolol maupun orang bijak keduanya akan mengakhiri
penderitaan.
Tidak ada satu pun dari
ini: “Melalui moralitas atau tirakat
atau kepetapaan atau kehidupan suci, aku akan membuat tindakan yang belum-masak
menjadi masak atau melenyapkan tindakan yang telah-masak bila tindakan itu
datang.” Kesenangan dan kesakitan pun terbagi. Lingkaran kelahiran-ulang
terbatas, tidak ada pemendekan atau perpanjangannya, tidak ada peningkatan atau
penurunannya.
Persis seperti bola tali ketika dilemparkan menggelinding sejauh tali itu lepas dari gulungannya, begitu juga, dengan berlari dan mengembara melalui lingkaran kelahiran-ulang, orang tolol maupun orang bijak keduanya akan mengakhiri penderitaan.
Persis seperti bola tali ketika dilemparkan menggelinding sejauh tali itu lepas dari gulungannya, begitu juga, dengan berlari dan mengembara melalui lingkaran kelahiran-ulang, orang tolol maupun orang bijak keduanya akan mengakhiri penderitaan.
Jika kata-kata guru
yang baik ini memang benar, maka di sini (di dalam ajaran ini) aku telah
melaksanakan (tugasku) dengan cara tidak melakukan (-nya), di sini aku telah
menjalani (kehidupan suci) dengan cara tidak menjalani (-nya).
Kita berdua persis sama di sini (di
dalam ajaran ini), keduanya telah sampai pada kesamaan, tetapi aku tidak
mengatakan bahwa (kita) berdua akan mengakhiri penderitaan dengan cara berlari
dan mengembara melalui lingkaran kelahiran-ulang. Tetapi sungguh berlebihan
bagi guru yang baik ini untuk pergi ke mana-mana telanjang, berkepala gundul,
memaksa diri dalam posisi jongkok, dan mencabuti rambut dan jenggotnya, karena
aku, yang hidup di rumah yang dipenuhi anak, yang menggunakan cendana Benares,
yang memakai untaian bunga, wewangian, dan salep, serta menerima emas dan
perak, akan menuai tujuan yang persis sama, arah sama depan yang persis sama,
seperti guru yang baik ini. Orang bijak mempertimbangkan dan mendapati bahwa
cara ini meniadakan kehidupan suci, dia berbalik darinya dan meninggalkannya.
Empat jenis kehidupan suci tanpa
penghiburan
seorang
guru menyatakan:
1. Sebagai
mahatahu dan melihat segala, memiliki visi dan pengetahuan lengkap. Apakah aku
sedang berjalan atau berdiri atau tidur atau terjaga, pengetahuan dan visi
terus-menerus dan secara tak-terputus ada dalam diriku. Dia memasuki rumah
kosong, dia tidak mendapatkan dana makanan, anjing menggigitnya, dia bertemu
seekor gajah liar, kuda liar, banteng liar, dia menanyakan nama dan keluarga
seorang perempuan atau laki-laki, dia menanyakan nama suatu desa atau kota, dan
jalan menuju ke sana.
Ketika dia ditanya:
Bagaimana hal ini?
Dia menjawab: Saya
harus memasuki rumah kosong, itulah sebabnya saya memasukinya. Saya harus tidak
mendapatkan dana makanan, itulah sebabnya saya tidak mendapatkan apa pun. Saya
harus digigit anjing, itulah sebabnya saya digigit. Saya harus bertemu seekor
gajah liar, kuda liar, anteng liar, itulah sebabnya saya bertemu dengan itu. Saya
harus menanyakan nama dan keluarga seorang perempuan atau laki-laki, itulah
sebabnya saya bertanya.
Saya harus menanyakan nama sebuah desa atau kota dan jalan menuju ke sana, itulah sebabnya saya bertanya.
Saya harus menanyakan nama sebuah desa atau kota dan jalan menuju ke sana, itulah sebabnya saya bertanya.
Orang bijak
mempertimbangkan dan mendapati bahwa kehidupan suci adalah tanpa penghiburan,
dia berbalik darinya dan meninggalkannya.
2. Di
sini seorang guru adalah seorang tradisional, orang yang menganggap
tradisi-lisan sebagai kebenaran; dia mengajarkan Dhamma melalui tradisi lisan,
melalui legenda yang diwariskan, melalui apa yang sudah turun- menurun dalam
kitab-kitab. Tetapi bila seorang guru adalah seorang tradisionalis, orang yang
menganggap tradisi-lisan sebagai kebenaran, sebagian diingat dengan baik dan
sebagian diingat dengan salah, sebagian benar dan sebagian sebaliknya.
Orang bijak
mempertimbangkan dan mendapati bahwa kehidupan suci adalah tanpa penghiburan,
dia berbalik darinya dan meninggalkannya.
3. Di
sini seorang guru adalah seorang penalar, seorang pencari-tahu. Dia mengajarkan
Dhamma yang disusun dengan penalaran, yang mengikuti urutan pertanyaan ketika
muncul di dalam dirinya. Tetapi bila guru itu adalah seorang penalar, seorang
pencari-tahu, sebagian dinalarkan dengan baik dan sebagian dinalarkan secara
salah, sebagian benar dan sebagian sebaliknya.
Orang bijak
mempertimbangkan dan mendapati bahwa kehidupan suci adalah tanpa penghiburan,
dia berbalik darinya dan meninggalkannya.
4. Di
sini seorang guru adalah bebal dan bingung. Karena dia bebal dan bingung,
ketika ditanya tentang ini dan itu, dia terlibat dengan geliut lisan, dengan
geliut belut: Saya tidak mengatakan hal itu seperti ini. Dan saya tidak
mengatakan hal itu seperti itu. Dan saya tidak mengatakan hal itu sebaliknya.
Dan saya tidak mengatakan hal itu tidak demikian. Dan saya tidak mengatakan hal
itu bukannya tidak demikian.
Orang bijak
mempertimbangkan dan mendapati bahwa kehidupan suci adalah tanpa penghiburan,
dai berbalik darinya dan meninggalkannya.
Orang yang bijak
pasti akan menjalani kehidupan suci itu, dan sementara menjalaninya dia akan
mencapai jalan sejati, Dhamma yang bajik. Setelah meninggalkan lima rintangan,
ketidak-sempurnaan pikiran yang melemahkan kebijaksanaan, sangat terpisah dari
kesenangan-kesenanan indera, terpisah dari keadaan-keadaan yang tak-bajik, dia
masuk dan berdiam di dalam jhana pertama, yang dibarengi pemikiran pemicu dan
pemikiran yang bertahan, dengan kegiuran dan kesenangan yang terlahir dari
kesendirian.
Dengan
berhentinya pemikiran pemicu dan pemikiran yang bertahan, dia masuk dan berdiam
di dalam jhana kedua…Dengan juga melemahnya kegiuran…dia masuk dan berdiam di
dalam jhana ketiga…Dengan ditinggalkannya kesenangan dan penderitaan … dia
masuk dan berdiam di dalam jhana keempat. Orang yang bijak pasti akan menjalani
kehidupan suci dengan guru yang dibawahnya seorang siswa mencapai pembedaan
yang tinggi, dan sementara menjalaninya dia akan mencapai jalan sejati, Dhamma
yang bajik.
Hasil:
Demikianlah
Sandaka si kelana mendorong kelompoknya sendiri untuk menjalani kehidupan suci
di bawah Yang Terberkahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar