Jumat, 19 Juni 2015

humas

A.    Latar Belakang
1.      Sejarah PT. Kereta Api Indonesia (persero)
Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA di desa Kemijen, Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh de-ngan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun 1890 menjadi 1.427 Km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 Km.
Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar-Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 Km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang Iebih 901 Km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA di sana.
Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm di beberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 Km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 Km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang mempekerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro- Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam Angkatan Moeda Kereta Api (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tanggal 28 September 1945. Pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperbolehkan campur tangan lagi urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI).
2.      Jalur Operasional
PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengoperasikan kereta api di wilayah provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung serta semua provinsi di Jawa.
Jalur-jalur utama ini menghubungkan kota Medan dengan Rantauprapat, Padang dengan Pariaman, Bandar Lampung dengan Lubuklinggau dan Palembang, Jakarta dengan Surabaya melalui Semarang maupun Yogyakarta, dan Surabaya dan Malang dan Banyuwangi.
Panjang keseluruhan jalur kereta api di Indonesia adalah 7583 kilometer. Lebih dari 2500 kilometer jalur telah ditutup, sebagian besarnya adalah jalur cabang yang dianggap tidak menguntungkan bila tetap dipergunakan. Pada saat ini (2008) Departemen Perhubungan sedang melakukan pembangunan jalur ganda di Pulau Jawa, yang diharapkan akan selesai pada tahun 2025. Jalur yang sudah diselesaikan adalah Jakarta-Cirebon, Cikampek-Purwakarta, Kutoarjo-Surakarta dan Tegal-Brebes. Pada saat ini jalur Brebes-Pemalang, Kutoarjo-Kroya dan Kroya-Prupuk sedang dikerjakan.
Wilayah                       : Pulau Jawa, SumUt, SumBar, SumSel, dan Lampung.
Tanggal operasi           : 1945–sekarang
Lebar trak                    : 1,435 mm (4 ft 81⁄2 in) (Standard gauge)
  1.067 mm (3 ft 6 in) (gauge utama)
  750 mm (2 ft 51⁄2 in)
Panjang                       : 5,042 kilometers
Kantor pusat               : Bandung
Situs web                    : http://kereta-api.co.id/
3.      Visi dan Misi
Visi
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.
Misi
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi stakeholders  dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar  utama: keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.
Sebagai BUMN, PT Kereta Api Indonesia (Persero) berpedoman pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), termasuk penetapan Rencana Kerja Anggaran Tahunan juga ditetapkan dan diputuskan melalui RUPS yang unsurnya terdiri dari:



1.      Pemegang Saham
Kuasa Pemegang Saham: Deputi Bidang Usaha Logistik dan Pariwisata Pendamping Kuasa  Pemegang Saham : Asisten Deputi Urusan Usaha Sarana Angkutan dan Pariwisata.
2.      Dewan Komisaris
Iman Haryatna
Komisaris Utama
Martinus Suwasono
Anggota Komisaris
Abi Kusno
Anggota Komisaris
Ashwin Sasongko
Anggota Komisaris

Umiyatun Hayati Triastuti
Anggota Komisaris

Leon Muhammad
Anggota Komisaris
3.      Direksi
Ignasus jonan
Direktur Utama
Sulistyo Wimbo Hardjito
Direktur Komersil
A Herlianto
DirOp
Candra Purnama
DirPengPras
Rono Pradipto
DirPengSar
Bambang Irawan
DirKesMan
M Kucoro Wibowo
DirPersum dan TI
Joko Margono
DirBangUs
Edi Sukmoro
DirPengAs NonProd
Kurniadi Atmosasmito
Dir. Keuangan

Perkerataapian sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Denagn adanya kereta api, masyarakat lebih mudah dan cepat untuk sampai pada tujuan. Sekarang ini, perkeretaapian Indonesia sedang melakukan pembersihan kereta-kereta dari para pedagang kaki lima sehingga memberi kenyamanan yang lebih terhadap para penumpang.
B.     Riset Kebutuhan Humas
Dalam melakukan riset tentang keadaan perkeretaapian yang ada saat ini, humas PT. KERETA API INDONESIA (Persero) menggunakan metode formal dalam penelitiannya. Riset ini berdasarkan pada metode keilmuan yang berpedoman pada teori-teori yang telah diuji. Metode keilmuan tersebut berupa:
a.       Analisis data sekunder
Berdasarkan pada artikel yang berkembang di masyarakat bahwa jumlah armada yang ada di PT. KERETA API INDONESIA (Persero) masih kurang.
b.      Survey
Melihat dari analisis yang ada, humas melakukan survei data dengan melakukan wawancara kepada penumpang kereta di berbagai daerah operasional kereta api.
c.       Observasi
Humas melakukan observasi dengan cara menyamar sebagai calon penumpang, lalu meneliti setiap kereta yang beroperasi.
d.      Analisis isi
Humas melakukan pencarian data-data penting dan informasi tentang kurangnya tingkat kenyamanan yang ada melalui berbagai media.
Setelah melakukan metode-metode tersebut di atas, humas telah menentukan sampel dari penelitian, yaitu Pegawai Stasiun Kereta Api DAOP V Purwokerto yang dilaksanakan pada tanggal 20 April 2013. Humas menggunakan cara kuesioner kepada kepala stasiun Purwokerto untuk mengetahui jumlah armada yang masih kurang dan cara untuk meningkatkannya.
Tahun 2012 PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki karyawan 27.030 orang untuk menyelenggarakan pelayanan angkutan kereta api di Jawa dan Sumatera. Jumlah tersebut terbagi menurut pendidikan dan usia pegawai seperti pada tabel di bawah ini :

 

SDM PT KAI BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

PENDIDIKAN
JUMLAH
SD
2,886
SLTP
3,415
SLTA
19,507
D.3
340
S.1
809
S.2
73
JUMLAH
27,030
                                               
SDM PT KAI BERDASARKAN USIA
USIA
JUMLAH
18 - 30
9,503
31 - 40
6,478
41 - 50
6,487
51 - 53
2,663
54 - 55
880
> 55
1,019
JUMLAH
27,030

Jumlah ini dinilai masih kurang karena jumlah daerah operasional dan jumlah kereta yang dioperasikan sudah melebihi kapasitas. Oleh karena itu, jumlah armada yang ada masih harus ditambah untuk memberi kenyamanan yang lebih terhadap penumpang angkutan kereta api di Indonesia.
C.    Tujuan Program Humas
Berdasarkan pada riset yang telah dilakukan, humas PT. KERETA API INDONESIA (Persero) bertujuan:
1.      Meningkatkan jumlah armada yang ada
2.      Meningkatkan kenyamanan penumpang
D.    Strategi
Berdasarkan tujuan program humas di atas, maka strategi yang akan dilakukan oleh humas PT. KERETA API INDONESIA (Persero) adalah sebagi berikut:
1.                  Upaya mengambil lulusan dari setiap Sekolah Menengah Atas sampai perguruan tinggi yang memiliki peringkat 1 sampai dengan 10. Strategi ini dilakukan karena untuk memilih anak-anak yang berprestasi supaya bisa menjadi armada perkeretaapian yang memiliki suatu skill dalam beberapa aspek.
2.                  Membuka lowongan perekrutan armada PT. KERETA API INDONESIA (Persero) melalui seleksi administrasi dan sebagianya. Strategi ini dilakukan karena dengan melakukan perekrutan, jumlah armada yang ada akan semakin bertambah. Tetapi, yang direkrut pun tidak bisa langsung masuk, harus melalui seleksi terlebih dahulu.
E.     Taktik
Taktik yang dilakukan oleh humas PT. KERETA API INDONESIA (Persero) adalah dengan menggunakan berbagai cara atau taktik, yaitu:
1.      Pengembangan Media
Humas menggunakan media facebook, situs website resmi. Media tersebut dipilih karena seiring dengan perkembangan zaman, penggunaan teknologi lebih mendominasi. Apalagi situs jejaring sosial seperti facebook. Para calon pendaftar armada PT. KERETA API INDONESIA (Persero) akan lebih mudah memperoleh informasi tentang tata cara dan persyaratan yang harus dipenuhi.
Isi pesan dalam facebook: perekrutan armada baru PT. KERETA API INDONESIA (Persero).
Isi pesan dalam situs resmi: meningkatkan kenyamanan penumpang dengan penambahan jumlah armada.
2.      Media Relations
Humas melakukan konferensi pers tentang penambahan jumlah armada yang ada supaya masyarakat bisa mengetahuinya, konferensi ini dilakukan melalui media massa berupa elektronik.
Media relations digunakan karena dapat menarik perhatian masyarakat dan akan lebih mudah dipahami. Para calon pendaftar juga tidak perlu repot-repot ke kantor pusat untuk mengetahui informasi tentang penambahan armada yang baru.
F.     Timeline
Dalam mencapai tujuan humas tersebut di atas, humas memberikan timeline dengan rincian sebagai berikut:

Kegiatan
Sasaran
Waktu
Biaya
Konferensi Pers
Masyarakat Umum
1 Mei 2013
Rp. 15.000.000,00
Tes Perekrutan
Masyarakat Umum
3-5 mei 2013
Rp. 10.000.000,00



Tidak ada komentar:

Posting Komentar