Jumat, 19 Juni 2015

Contoh paper

PENERAPAN CULAKAMMAVIBHANGA SUTTA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS DIRI PERUMAH TANGGA
Oleh:
Yulian Dwi Anggoro
Pendahuluan
Waktu demi waktu telah dilalui oleh manusia. Setiap saat perubahan terjadi pada kehidupan umat manusia. Segala jenis perubahan yang terjadi berujung pada kenyamanan bagi kehidupan manusia di era yang telah berubah. Akan tetapi, segala perubahan itu tidak selalu membawa dampak yang positif saja, tetapi juga membawa dampak yang negatif juga. Sebagaimana sebuah koin logam yang memiliki dua sisi. Kemajuan zaman yang kita jalani membuat banyak manusia menjadi salah dalam mengambil jalan. Di indonesia sendiri khususnya, banyak orang menyalahgunakan teknologi yang ada untuk kepentingan yang bersifat sepihak dan merugikan banyak orang. Ada juga yang menggunakan obat yang seharusnya digunakan untuk menolong orang ketika membutuhkan, malahan dipakai sebagai obat penenang yang sifatnya merugikan badan. Fenomena seperti ini sungguh membuat simpati banyak pihak, sehingga mendorong pihak-pihak tersebut untuk mencari cara menuntaskan masalah tersebut.
Dalam ajaran Sang Buddha, seseorang menjadi baik atau buruk dikarenakan adanya tiga pokok dasar perilaku yang penting yaitu kerelaan, kemoralan dan konsentrasi. Ketiganya tidak bisa dilepaskan satu dari yang lainnya. Ketiganya secara bersama-sama, apabila dilaksanakan, akan membentuk sikap hidup yang baik lahir dan batin. Adapun makna kerelaan adalah latihan untuk mengurangi kemelekatan yang dimulai dengan menghindari kemelekatan terhadap benda-benda yang dimiliki. Tujuan dari latihan kerelaan ini adalah agar seseorang dapat memberikan perhatian demi kebahagiaan pihak lain. Inilah hasil tertinggi dari kerelaan. Kemoralan adalah latihan pengendalian diri agar tidak melakukan, paling tidak, lima perbuatan yang tidak baik, yaitu pembunuhan dan penganiayaan, pencurian, pelanggaran kesusilaan, kebohongan dan mabuk-mabukan. Tujuan pelaksanaan latihan ini adalah agar seseorang dapat membebaskan diri sendiri dari rasa bersalah, sehingga ia dapat bepergian ke mana saja, tanpa mempunyai rasa takut maupun kurang percaya diri. Sedangkan konsentrasi adalah latihan menyadari segala sesuatu yang sedang dipikirkan sehingga apabila timbul pikiran baik, bisa segera diwujudkan dalam perbuatan, sebaliknya apabila muncul pikiran negatif, maka dapat segera dikendalikan agar tidak memberikan kesempatan menambah karma buruk.

Kualitas Diri yang Baik Menurut Culakammavibhanga Sutta
Dalam usaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri, ada beberapa hal yang diperlukan. Dimulai dengan mencari dan memiliki kesempatan tinggal di lingkungan yang mendukung. Namun, apabila ada kenyataannya kita tinggal di tempat yang tidak sesuai, maka kita hendaknya berusaha untuk menguatkan mental agar tidak gampang terpengaruh. Ibarat seseorang yang tangannya tidak terluka, tidak akan takut terpengaruh oleh racun yang digenggamnya. Dengan memiliki kualitas mental yang baik, seseorang akan mempunyai benteng yang tangguh, pelindung sejati di manapun ia berada. Usaha dalam meningkatkan kualitas diri seseorang tertuang dalam Culakammavibhnga sutta, di sana diceritakan bahwa ada manusia yang inferior dan ada yang superior. Manusia yang superior adalah manusia yang memiliki kualitas diri yang baik. Berikut adalah jenis kualitas diri manusia yang baik yang bisa disebut sebagai manusia superior:
1.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia akan berumur panjang
2.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia akan sehat
3.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia menjadi elok rupawan
4.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia menjadi berpengaruh
5.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia menjadi kaya
6.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia dilahirkan di kalangan atas
7.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia menjadi bijaksana.

Cara Meningkatkan Kualitas Diri bagi Perumah Tangga
Dari penjelasan di atas, seseorang memiliki kualitas diri yang baik karena melakukan perbuatan yang baik. Perbuatan baik tersebut memberikan banyak manfaat bagi kehidupan sekarang maupun yang akan datang. Untuk memperoleh kebahagiaan, seseorang harus meningkatkan kualitas dirinya sehingga menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Terdapat lima hal yang dapat menjadikan seseorang memiliki kualitas diri yang baik, lima hal tersebut adalah:
1.      Hal yang berkaitan dengan sila pertama , yaitu mengembangkan cinta kasih yang universal (metta).
2.      Hal yang berkaitan dengan sila kedua, yaitu mengembangkan kemurahan hati/ berdana (dana).
3.      Hal yang berkaitan dengan sila ketiga, yaitu mengembangkan perasaan puas atau mempunyai sedikit keinginan (appicchata).
4.      Hal yang berkaitan dengan sila keempat, yaitu mengembangkan kejujuran (sacca).
5.      Hal yang berkaitan dengan sila kelima, yaitu mengembangkan kebijaksanaan (panna).

Penerapan Culakammavibhanga Sutta dalam Meningkatkan Kualitas Diri Perumah Tangga
1.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia akan berumur panjang
Hal ini berarti bahwa, seseorang yang melakukan perbuatan bajik dengan tidak melakukan pembunuhan terhadap mahluk hidup dan meninggalkan pembunuhan terhadap mahluk hidup. Latihan seperti ini sama dengan pelatihan sila yang diutarakan oleh Sang Buddha pada sila pertama. Dengan melatih diri sedemikian rupa, seseorang akan memiliki sifat welas asih kepada setiap mahluk.
2.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia akan sehat
Orang-orang yang terlahir dengan keadaan yang selalu sehat adalah mereka yang tidak melakukan penyiksaan terhadap mahluk dengan berbagai cara. Mereka selalu hidup berdampingan dengan bahagia tanpa merugikan pihak lain. Selalu menanamkan rasa cinta kasih terhadap semua mahluk yang ada di alam semesta.
3.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia menjadi elok rupawan
Orang-orang yang memiliki sifat rendah hati dan tidak mudah marah merupakan kualitas diri manusia yang akan memberikan kesejahteraan bagi dirinya berupa wajah yang rupawan. Tidak menyombongkan diri dan menganggap bahwa dirinya adalah yang paling baik atau paling tahu tentang segala hal dibandingkan dengan orang lain. Dalam melatih diri, seseorang membutuhkan kritik dan saran dari orang lain. Tetap bersikap lembut hatinya bial menerima suatu kritik dan berterima kasih atas kritik yang telah diberikan kepadanya. Kritik dan saran tersebut akan membangun pelatihan yang dlakukan seseorang sehingga mendapatkan kualitas diri yang lebih baik. Bukan menjadi orang yang mudah tersinggung hanya karena sebuah kritikan kecil dari orang lain tentang dirinya. Justru kritikan inilah yang akan menjadi sebuah batu loncatan bagi seseorang untuk lebih memperhatikan setiap tindakan yang akan dilakukan.
4.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia menjadi berpengaruh
Seseorang yang ikut berbahagia dengan apa yang didapatkan oleh orang lain akan membawa dirinya menuju kualitas diri yang lebih baik. Mereka yang tidak bersifat iri hati akan menimbulkan pikiran yang positif pada dirinya. Ini adalah suatu sikap seorang ksatria dalam kehidupan umat manusia. Sikap batin yang rela akan kebahagiaan mahluk lain akan menyelaraskan dirinya dengan perilakunya yang timbul dari dalam dirinya sendiri.
5.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia menjadi kaya
Memberikan dana merupakan ajaran dari Sang Buddha yang paling mudah untuk dilakukan karena siapa saja dapat melakukannya. Sang Buddha mengajarkan bahwa berbagi itu memberikan buah yang sedemikian besar, dengan pikiran yang terbebas dari kekikiran pasti akan memberikan dana kepada orang-orang luhur yang menyebabkan hal tersebut membuahkan hasil.
6.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia dilahirkan di kalangan atas
Dalam petikan kata-kata di dalam Mangala Sutta mengatakan bahwa menghormat yang patut dihormati adalah berkah utama. Orang yang mampu melakukan hal ini mempunyai kemampuan belajar lebih banyak karena melihat dan mengakui kelebihan orang lain sehingga tidak menimbulkan kesombongan dalam dirinya bahwa ialah yang lebih baik. Kualitas diri seseorang juga ditentukan dari sikapnya terhadap orang lain. Mereka yang tidak sombong dengan apa yang dimiliki dan mau memberikan penghormatan bagi mereka yang patut dihormati akan memberikan dorongan positif dalam diri sendiri.
7.      Di mana pun dia dilahirkan kembali dia menjadi bijaksana
Seorang Buddhis yang baik tidak cukup hanya menatap dengan rasa bhakti dan melaksanakan penghormatan, ia juga harus berkeinginan untuk menemui orang suci, terutama para bhikkhu yang mengikuti ajaran Buddha. Berusaha untuk mengunjugi mereka dan meinta untuk diberi pengetahuan akan Dhamma. Belajar dhamma akan memberikan wawasan yang begitu luas bagi seseorang. Dhamma bukanlah sekedar setumpuk teori saja yang berjumlah banyak, Dhamma merupakan sebuah jalan yang akan menuntun menuju kualitas diri yang baik, lebih baik dari apapun karena dhamma akan membawa pada kebahagiaan yang sejati. Dengan mempraktekan ajaran-ajaran dhamma, akan timbul sebuah kepercayaan dalam diri seseorang.
Kesimpulan
            Dari hal-hal yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang ingin menjadi lebih baik dalam kehidupan ini atau pun di kehidupan yang akan datang hendaknya selalu melakukan tindakan-tindakan yang tidak merugikan mahluk lain. Baik dan buruknya seseorang di saat sekarang atau pun di saat yang akan datang juga ditentukan oleh diri kita sendiri. Kita sendirilah yang akan menentukan kualitas diri kita akan menjadi lebih baik atau tidak. Kebahagiaan akan diperoleh bagi orang-orang yang dengan tekad yang kuat melaksanakan pengembangan dirinya supaya menjadi orang yang memiliki kualitas tinggi. Dengan kualitas yang tinggi, orang akan bisa lebih mudah melatih dirinya untuk terbebas dari hal-hal yang bersifat duniawi sehingga megejar kebahgiaan yang tertinggi yang merupakan tujuan dari setiap umat Buddha, yaitu pembebasan dari belenggu penderitaan (mencapai Nibbana).

Referensi:
Bhikkhu Nanamoli dan Bhikkhu Bodhi. 2008. Majjhima Nikaya. (diterjemahkan dari judul asli The Middle Length Discourses of the Buddha oleh Dra. Wena Cintiawati, Dra. Lanny Anggawati & Endang Widyawati, S.Pd.) Klaten: Wisma Sambodhi.
Bhikkhu Sikkhananda. 2012. Sila. Tangerang: Cetiya Dhamma Sikkha
Rashid, Teja S.M. 1997. Sila dan Vinaya. Jakarta: Penerbit Buddhis BODHI
Bhikkhu Jotidhammo. 2007. Itivuttaka. (diterjemahkan dari judul asli The Itivuttaka, The Buddha’s Saying oleh Dra. Lanny Anggawati & Dra. Wena Cintiawati) Bandung: Lembaga Anagarini Indonesia




Tidak ada komentar:

Posting Komentar